Tantangan dan Strategi Pengelolaan Desa Wisata: Perspektif Peserta Pelatihan Pariwisata

Abstract

Latar Belakang :
 Peserta pelatihan pariwisata adalah stakeholder pariwisata yang dapat berkontribusi dalam pengelolaan desa wisata. Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) menguraikan tantangan atau hambatan pengelolaan desa wisata berdasarkan pandangan peserta pelatihan pariwisata; 2) mengusulkan strategi pengelolaan desa wisata. Penelitian ini memanfaatkan teori institusi (institutional theory) dalam menganalisis pandangan peserta pelatihan pariwisata.
 Metodologi:
 Penelitian ini memanfaatkan data kualitatif dari peserta pelatihan pariwisata melalui aplikasi WhatsApp. Penulis sebagai fasilitator pada pelatihan pariwisata dasar yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2023.
 Temuan:
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik internal kelembagaan, rendahnya kualitas SDM dan kesadaran masyarakat, keterbatasan anggaran dan legalitas kelembagaan adalah tantangan yang dihadapi oleh lembaga pariwisata (Pokdarwis) dalam mengelola desa wisata. Penelitian ini mengusulkan strategi pengelolaan desa wisata, yakni, 1) pentingnya inisiasi kelembagaan local di tingkat perdesaan; 2) adanya tokoh (pemimpin) yang menerapkan kepemimpinan efektif bidang pariwisata, 3) penguatan sinergi stakeholder; 4) pengelolaan desa melalui prinsip pemenuhan kebutuhan wisatawan; dan 5) kapasitas anggota Pokdarwis dalam mengelola sumber daya pariwisata.
 Kesimpulan:
 Penelitian ini memperkuat teori kelembagaan (institutional theory) bahwa lembaga di suatu destinasi pariwisata akan dapat berjalan dengan baik melalui peran bersama dari stakeholder yang ada di perdesaan.

Pendampingan Penyusunan Paket Wisata Tematik Di Desa Wisata Banaran, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta

“…Pengelolaan desa wisata sebagai pariwisata berbasis masyarakat mengalami berbagai kendala. Beberapa kendala yang sering dihadapi pada pengelolaan desa wisata adalah konflik internal kelembagaan, keterbatasan kapasitas SDM dan modal, dan legalitas yang belum kuat (Junaid, 2023). Salah satu upaya untuk mengatasi kendala, yakni meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat untuk senantiasa berinovasi dan kreatif dalam mengembangan wilayah desa yang dijadikan sebagai desa wisata (Trisnawati et al, 2018).…”