“…Antioksidan terdiri dari 2 jenis yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan merujuk pada sumbernya yaitu dari alam seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sedangkan antioksidan sintetik dibuat secara laboratorium yang memiliki tujuan khusus (Hrelia & Angeloni, 2021;Pasri et al, 2023).…”
Antioksidan sebagai penangkal radikal bebas sangat diperlukan oleh tubuh. Sumber antioksidan bisa diperoleh secara alami dan mudah dijumpai di sekitar kita. Salah satu sumber antioksidan alami adalah buah malaka (Phyllanthus emblica L.) karena mengandung flavonoid. Buah malaka diformulasikan pada sediaan face mist karena mudah dibawa dan mudah diserap pada kulit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dimana buah malak diaplikasikan sebagai zat aktif pada sediaan face mist. Adapun uji yang dilakukan terhadap sediaan face mist yaitu uji mutu fisik sediaan, kelembaban dan nilai aktivitas antioksidan. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan keberhasilan karena telah memenuhi persyaratan. Sediaan face mist stabil dalam suhu yang diaplikasikan, pH yang diperoleh sesuai dengan pH kulit yaitu 5,1 – 5,6 dan tidak menimbulkan efek kemerahan pada kulit. Viskositas, daya sebar dan waktu kering sediaan face mist sebesar 4.00 – 8.00 mPa.s, 5 – 7 cm dan 3:05 – 4:02 menit. Persen kelembaban tertinggi dimiliki oleh Formulasi 3 yaitu sebesar 25,01% dan nilai aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh Formulasi 2 yaitu sebesar 18,84 μg/mL.
“…Antioksidan terdiri dari 2 jenis yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan merujuk pada sumbernya yaitu dari alam seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan biji-bijian sedangkan antioksidan sintetik dibuat secara laboratorium yang memiliki tujuan khusus (Hrelia & Angeloni, 2021;Pasri et al, 2023).…”
Antioksidan sebagai penangkal radikal bebas sangat diperlukan oleh tubuh. Sumber antioksidan bisa diperoleh secara alami dan mudah dijumpai di sekitar kita. Salah satu sumber antioksidan alami adalah buah malaka (Phyllanthus emblica L.) karena mengandung flavonoid. Buah malaka diformulasikan pada sediaan face mist karena mudah dibawa dan mudah diserap pada kulit. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dimana buah malak diaplikasikan sebagai zat aktif pada sediaan face mist. Adapun uji yang dilakukan terhadap sediaan face mist yaitu uji mutu fisik sediaan, kelembaban dan nilai aktivitas antioksidan. Hasil mutu fisik sediaan menunjukkan keberhasilan karena telah memenuhi persyaratan. Sediaan face mist stabil dalam suhu yang diaplikasikan, pH yang diperoleh sesuai dengan pH kulit yaitu 5,1 – 5,6 dan tidak menimbulkan efek kemerahan pada kulit. Viskositas, daya sebar dan waktu kering sediaan face mist sebesar 4.00 – 8.00 mPa.s, 5 – 7 cm dan 3:05 – 4:02 menit. Persen kelembaban tertinggi dimiliki oleh Formulasi 3 yaitu sebesar 25,01% dan nilai aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh Formulasi 2 yaitu sebesar 18,84 μg/mL.
BackgroundOur hypothesis centred on the potential to mitigate ascites outbreaks in birds exposed to cold stress by inhibiting pulmonary artery contraction through dietary intervention.ObjectiveThis study aimed to evaluate the effect of natural and synthetic medications on growth performance, ascites‐related parameters and the expression of ascites‐related genes in the lung tissue of broiler chickens under low ambient temperature.MethodsWe randomly assigned 450 one‐day‐old male Ross 308 chicks to six dietary treatments across five replicate pens, each containing 15 chicks. The treatments included a basal diet (control), and the basal diet was supplemented with hydroalcoholic extracts of sumac (HES, 200 mg/kg), Syrian mesquite (HEM, 200 mg/kg), l‐arginine (40% above requirement), captopril (15 mg/kg) and vitamin E (100 mg/kg).ResultsDiets containing HEM, l‐arginine and vitamin E resulted in increased average daily gain on days 8–14 and 0–28, whereas HES showed a similar effect only during days 8–14 compared to the control diet (p < 0.05). Additionally, feed additives decreased packed cell volume, left and right ventricle volumes and systolic blood pressure (p < 0.05). Moreover, chickens fed the control and l‐arginine diets exhibited higher levels of angiotensin converting enzyme (ACE) mRNA in lung tissue compared to those fed HES, HEM and captopril (p < 0.05). Meanwhile, supplementation with HEM and l‐arginine increased the expression of inducible nitric oxide synthase (iNOS) mRNA in lung tissue compared to other treatments (p < 0.05). Regarding Cu/Zn‐superoxide dismutase (Cu/Zn‐SOD) expression, feed additives increased mRNA level in lung tissue, except for captopril (p < 0.05).ConclusionsThis study demonstrates that the plant extracts may reduce the incidence of ascites syndrome not only through their antioxidant properties but also by modulating the expression of ACE, iNOS and Cu/Zn‐SOD genes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.