2011
DOI: 10.21109/kesmas.v5i6.119
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Studi Kematian Ibu dan Kematian Bayi di Provinsi Sumatera Barat: Faktor Determinan dan Masalahnya

Abstract: Salah satu tujuan yang hendak dicapai oleh World Health Organization pada tahun 2000 adalah health for all by year 2000. Beberapa indikator digunakan untuk mengukur pencapaian tersebut, diantaranya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI). Dinas Kesehatan Sumatera Barat telah berhasil menurunkan AKB dan AKI selama 5 tahun terakhir, akan tetapi angka-angka tersebut tidak menggambarkan angka yang sebenarnya karena hanya diperoleh berdasarkan prediksi perhitungan statistik kependudukan. Angka terseb… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2018
2018
2021
2021

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Perdarahan ibu terjadi karena retensi plasenta, anemia berat, partus lama, dan lainnya. 3 Penyebab kematian ibu ketiga di Sumatera Barat adalah partus lama, yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam. 2 Permasalahan harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perdarahan ibu terjadi karena retensi plasenta, anemia berat, partus lama, dan lainnya. 3 Penyebab kematian ibu ketiga di Sumatera Barat adalah partus lama, yaitu persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam. 2 Permasalahan harus dikenali dan diatasi sebelum batas waktu 24 jam tercapai.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Namun pada kenyataannya, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi, hal tersebut dikarenakan terjadinya komplikasi pada saat persalinan. Angka kematian ibu (AKI) juga disertai dengan tingginya angka kematian bayi (AKB), angka kematian anak (AKA) (Mariati et al 2011).…”
Section: Pendahuluanunclassified