Sq(H) field variations at Sonmiani geomagnetic observatory, Pakistan for solar cycle 24

Talha, Madeeha; Murtaza, Ghulam; Rasson, Jean L.; Ahmed, Nabeel; Peerzada, Mahrukh

doi:10.1016/j.asr.2020.09.013

Cited by 5 publications

(2 citation statements)

References 33 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…[14] Daftar katalog IQD's tersebut diakses melalui https://spaceweather.gfz-potsdam.de. Penelitian ini juga mempertimbangkan lima hari paling tenang menurut kelengkapan data dan pola [19]. Dalam hal ini, penjelasan tersebut dapat diterapkan melalui persamaan berikut:…”

Section: Metodologiunclassified

Variasi Harian Komponen H Medan Magnet Bumi Di Wilayah Ekuator Pada Saat Badai Geomagnetik (Studi Kasus: 1 September 2019 dan 20 April 2020)

Guswanto,

Hasanuddin,

Adriat

et al. 2022

Prism. Fis.

View full text Add to dashboard Cite

Dampak aktivitas tidak beraturan di matahari dapat menimbulkan berbagai fenomena cuaca antariksa, salah satunya badai geomagnetik. Badai geomagnetik yang terjadi di ruang lingkup wilayah ekuator bumi dapat meningkatkan eksistensi arus cincin. Konsekuensinya, sistem arus ionosfer menjadi termodifikasi dan berpotensi mengakibatkan perubahan secara impulsif pada nilai variasi harian komponen H medan magnet bumi yang umumnya ditandai dengan penurunan tajam. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui variasi harian komponen H medan magnet bumi di wilayah ekuator pada saat badai geomagnetik, tepatnya tanggal 1 September 2019 maupun 20 April 2020. Metode yang digunakan adalah metode variasi harian medan magnet bumi dan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data nilai komponen H medan magnet bumi dari Stasiun BPAA Pontianak–LAPAN beserta data aktivitas geomagnetik, seperti indeks Kp, Dst, SYM-H, katalog IQD’s dan Top 50 Geomagnetic Storm.Berdasarkan hasil analisis komparatif yang diperoleh dengan beragam jenis informasi aktivitas geomagnetik, teridentifikasi bahwa kedua studi kasus merupakan badai berkekuatan kecil (Kpmax=5) hingga sedang (Dstmin>-50). Kedua badai tersebut terjadi ketika fase minimum bintik matahari siklus Ke-24/Ke-25 dan berkaitan dengan CME. Dalam kasus pertama, 1 September 2019, terjadi penurunan tajam pada parameter komponen dan sebesar -66,8 nT dan -55,6 nT, sedangkan dalam kasus kedua, 20 April 2020,tercatat sebesar -143,5 nT dan -186,7 nT. Masing-masing kasus memiliki tipe badai yang berbeda, yaitu 1 September 2019 tipe SG dan 20 April 2020 tipe SSC. Penelitian ini dapat dimanfaatkan pihak surveyor geofisika untuk mengidentifikasi badai geomagnetik dan sebagai langkah awal untuk mitigasi dampak arus GIC akibat badai geomagnetik.

show abstract

Section: Metodologiunclassified

Variasi Harian Komponen H Medan Magnet Bumi Di Wilayah Ekuator Pada Saat Badai Geomagnetik (Studi Kasus: 1 September 2019 dan 20 April 2020)

Guswanto,

Hasanuddin,

Adriat

et al. 2022

Prism. Fis.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…In 1965, Matsushita and Maeda discovered the strong seasonal, hemisphere, and latitude dependence of the Sq field [11]. In 2011, Madeeha Talha et al [12] used Sq field data from the South Asia Region to characterise the local geomagnetic field based on seasons.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Preliminary Modelling of Solar Quiet Geomagnetic Field Average using Non-Linear Autoregressive with Exogeneous Input (NARX)

Jusoh

2022

JMechE

View full text Add to dashboard Cite

This paper discusses geomagnetic field attempt modelling using an Artificial Neural Network (ANN). The local horizontal component of geomagnetic field data was collected on April 2011 (equinox) during a solar quiet day at recent solar cycle inclination-24 using the Magnetic Data Acquisition System (MAGDAS) in Langkawi, Malaysia, in the low latitude region. The calculated average values (mean) of the H component geomagnetic field variation during Equinox 2011 characterised the dominant geomagnetic field during that particular solar cycle. The difference in amplitude of maximum and minimum values shows a regular diurnal variation of the geomagnetic field during Sq inthe low latitude region. The output training utilised these calculated mean values during the modelling attempt. Meanwhile, the input training utilised proton density, solar wind plasma speed, plasma flow pressure, and Interplanetary Magnetic Field (IMF) space data using Non-Linear Auto Regressive Input (NARX). The best modelling outputs were 3, 2, and 3 for input delay (𝑛𝑢), output delay (𝑛y), and hidden layer size (h), respectively. Residual test and model fit analysis show an unbiased and high overlap between predicted and actual geomagnetic field average values, suggesting the model can potentially anticipate the geomagnetic field average during solar quiet in November (month of Equinox) on solar cycle inclination.

show abstract

Mean Solar Quiet Profiling of Geomagnetic Field H-Component for Langkawi Observatory in Solar Cycle-24

Hashim,

Jusoh,

Abdul Hamid

et al. 2024

Springer Proceedings in Physics

View full text Add to dashboard Cite

Sq(H) field variations at Sonmiani geomagnetic observatory, Pakistan for solar cycle 24

Cited by 5 publications

References 33 publications

Variasi Harian Komponen H Medan Magnet Bumi Di Wilayah Ekuator Pada Saat Badai Geomagnetik (Studi Kasus: 1 September 2019 dan 20 April 2020)

Variasi Harian Komponen H Medan Magnet Bumi Di Wilayah Ekuator Pada Saat Badai Geomagnetik (Studi Kasus: 1 September 2019 dan 20 April 2020)

Preliminary Modelling of Solar Quiet Geomagnetic Field Average using Non-Linear Autoregressive with Exogeneous Input (NARX)

Mean Solar Quiet Profiling of Geomagnetic Field H-Component for Langkawi Observatory in Solar Cycle-24

Contact Info

Product

Resources

About