Spirituality in Management: Influence of Islamic Thoughts and Philosophies

Abstract

This research note explores spirituality in management and how this spirituality has been influenced by and reflected in the Islamic faith. The source of the Islamic tradition is found in the Quran and the hadith from the Prophet Muhammad (PBUH). This tradition does not distinguish between the secular person involved in business, government or other enterprises and the spiritual person involved in the practice of faith. Rather Islam is an all-encompassing socio-economic system wherein morals and ethics are inextricably linked to achieve a balance between materialistic and spiritual aspects of this transitory life. This note acknowledges that there can often be disconnect between faith and practice, and provides comments on future research that is needed.

Makna Laba Pada Rumah Makan Gratis Pendekatan Studi Fenomenologi

“…Kata fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani "phainomenon", yaitu sesuatu yang tampak, yang terlihat karena bercahaya, yang dalam Bahasa Indonesia disebut "fenomenologi"; Inggris (phenomenon; jamak phenomena) dan logos (akal budi) (Farid, 2018). Edmund Husserl (1859-1938) adalah pelopor aliran filsafat fenomenologi, bahkan Edmund Husserl disebut sebagai Bapak Fenomenologi.…”

“…Edmund Husserl (1859-1938) adalah pelopor aliran filsafat fenomenologi, bahkan Edmund Husserl disebut sebagai Bapak Fenomenologi. Farid (2018) menjelaskan bahwa ada beberapa sifat dasar penelitian kualitatif yang relevan dengan metode fenomenologi adalah sebagai berikut:…”

Exploration of the Application of Islamic Management Principles in the Management of Construction Businesses

“…Another point is that Islamic management recognizes the importance of maintaining a balance between worldly pursuits and spiritual obligations. Islam encompasses a comprehensive socio-economic system where morals and ethics are intertwined, emphasizing the need to achieve equilibrium between materialistic and spiritual aspects of life (Faseruk & Hossain, 2017). In this context, business owners in the construction industry are reminded not to excessively prioritize worldly gains at the expense of their responsibilities to Allah and the community.…”

Efektivitas Tata Kelola Dana Zakat

“…Hal ini menunjuk kan masih tingginya biaya administrasi, bahkan melampaui aturan yang ditetapkan. Biaya administrasi yang ditanggung oleh pe merintah, seperti di negara Jordania, Mesir, Kuwait, dan Sudan, sehingga dana zakat yang disalurkan lebih optimal tidak secara otomatis berlaku juga untuk diterapkan di Indonesia (Faseruk & Hossain, 2017;Nikma tuniayah, 2014). Hal ini dapat ditemui be sarnya persentase biaya administrasi zakat pada Baznas di empat Kabupaten ratarata per tahun masih di atas dua belas sete ngah persen (12,5%), walaupun sumber dana yang diambil dari dana zakat sangat rendah berkisar tujuh persen (7%) sampai delapan persen (8%) dari total dana zakat yang dite rima, tetapi untuk menutupi kekurangannya diambilkan dari dana infaq/sadaqah, dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) serta dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).…”