Simulating the impact of supply chain management practice on the performance of medium‐sized building projects

Abstract

Construction supply chains encompass the flows of materials, labour, information, plant, equipment and temporary works that originate from a variety of different parties. The impact of various supply chain management practices on project performance has been measured, through a combination of a survey and the development of simulation models. Preliminary investigations were carried out by visiting two medium‐sized building projects regularly over a period of six months to gain an understanding of the ways in which delays on supply chains impact on project performance. This was followed by the main survey which was designed to collect data required for developing the simulation models. These models were developed using Pertmaster Risk Expert™ software and incorporated supply chain delays applied to a CPM network of a typical medium‐sized building project of 300 days’ duration. The results of the simulation showed that the project’s median delay was 67 days (22% of the project duration). The use of subcontractors in the project reduced this delay by approximately 45%. It was also learned that delays in material flow caused the biggest impact on the project, followed by labour flow, information flow and ‘plant, equipment and temporary work’ flow. These findings are an important measure of how much supply chain delays impact on project performance.Supply chain management, supply chain delays, project performance, simulation, risk,

Model Simulasi Risiko Rantai Pasok Material Proyek Konstruksi Gedung

“…Keterlambatan proyek akibat rantai pasok dapat berasal dari aliran informasi, material, peralatan, dan tenaga (Hatmoko & Scott, 2010), di mana material mempunyai dampak terbesar pada keterlambatan proyek. Keterlambatan proyek akibat faktor terkait material, antara lain: keterlambatan pengiriman bahan, ketersediaan bahan terbatas di pasaran, kualitas bahan jelek, kelangkaan material yang dibutuhkan, adanya perubahan material oleh owner, kerusakan bahan di tempat penyimpanan (Marzouk & El-Rasas, 2014), (Wirabakti, et al, 2017).…”

“…Inersia perubahan (change inertia) organisasi cenderung bersifat konservatif dalam menghadapi perubahan karena pertimbangan risiko dalam pelaksanaan proyek Untuk memastikan kesuksesan proyek, maka diperlukan sistem manajemen rantai pasok konstruksi yang handal. Manajemen rantai pasok konstruksi dapat didefinisikan sebagai suatu sistem di mana supplier, kontraktor, arsitek dan klien bekerja bersama di bawah koordinasi kontraktor utama untuk memproduksi, mengirim, merakit dan menggunakan informasi, material, peralatan, sumber daya lainnya untuk sebuah proyek konstruksi (Hatmoko & Scott, 2010). Dalam hal ini, kontraktor utama sebagai koordinator utama mempunyai posisi strategis untuk mengatur semua stakeholder dan sumber daya sepanjang rantai pasok proyek.…”

“…(Hatmoko & Scott, 2010) melakukan simulasi berbasis Monte Carlo untuk mengestimasi pengaruh delay rantai pasok pada kinerja waktu proyek gedung. (Berle et al, 2013) mensimulasikan sistem transportasi LNG, sedangkan (Glock & Ries, 2013) mensimulasikan pengurangan lead time pada rantai pasok.…”

“…Median dari probabilitas dan dampak akan diolah dengan menggunakan perangkat lunak crystal ball untuk dilakukan simulasi keterlambatan material. Distribusi yang digunakan adalah distribusi BetaPERT yang dipandang sesuai untuk merefleksikan pekerjaan konstruksi (Hatmoko & Scott, 2010). Simulasi dilakukan sebanyak 20,000 kali sehingga diperoleh nilai maksimum dan minimum dari seluruh keterlambatan pengadaan material akibat resiko rantai pasok.…”

“…Apabila diasumsikan durasi pekerjaan 30 hari dan durasi proyek keseluruhan 180 hari, maka keterlambatan dari pengiriman material ini setara dengan 33-37% dari durasi pekerjaan, atau 5-6% dari total durasi proyek. Besaran ini hampir setara dengan hasil simulasi (Hatmoko & Scott, 2010) untuk keterlambatan material yang berkisar 25 hari, atau sekitar 8% dari 300 hari total durasi proyek.…”