“…Persentase yang didapat pada hasil ini mungkin jauh lebih baik dibanding dengan jika angket disebar sebelum kegiatan pelatihan dilakukan. Jika ditilik dari rujukan yang ada, rendahnya minat guru dalam mengajarkan teks sastra karena (1) guru mengalami kesulitan memahami teks sastra karena faktor bahasa dan budaya (Rashid, Vethamani, & Rahman, 2010;Padurean, 2015;Tevdovska, 2016;Hassan, 2018), (2) guru merasa tidak percaya diri (Musthafa, 2015;Muthusamy, Salleh, Michael, Arumugam & Thayalan, 2017), (3) kurangnya pendidikan atau pelatihan mengenai pembelajaran sastra bagi guru (Omar, 2017;Musthafa, 2015; Delvi Wahyuni dan Witri Oktavia, 2018), (4) rendahnya kemampuan siswa dalam memahami teks sastra (Hwang & Embi, 2007;Rashid, Vethamani, & Rahman, 2010;Hassan, 2018), ( 5) guru kesulitan dalam mencari sumber rujukan untuk topik sastra berbahasa Inggris (Hwang & Embi, 2007;Rahmi, 2014;Muthusamy, Salleh, Michael, Arumugam & Thayalan, 2017;Delvi Wahyuni dan Witri Oktavia, 2018), dan (6) rendahnya minat siswa untuk mempelajari teks sastra berbahasa Inggris (Padurean, 2015;Alfauzan & Hussain, 2017). Dalam kaitannya dengan kegiatan yang sudah dilaksanakan, sebagian besar faktor-faktor ini disebut oleh Mitra sebagai alasan mengapa mereka memerlukan pelatihan mengenai model pembelajaran sastra berbahasa Inggris.…”