Pendahuluan. Diabetes melitus (DM) dan penyakit tiroid adalah dua kelainan endokrinopati yang paling sering ditemukan pada populasi dewasa. Hipertiroid akan memperburuk kontrol glukosa darah dan meningkatkan kebutuhan insulin. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status tiroid dengan kejadian intoleransi glukosa pada pasien hipertiroid dan membandingkannya dengan pasien hipertiroid yang telah mencapai status klinis eutiroid dan populasi normal. Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada pasien hipertiroid rawat jalan dengan status hormonal hipertiroid, pasien hipertiroid dengan status hormonal eutiroid/hipertiroid subklinis dan subjek sehat dengan matching terhadap jenis kelamin dan umur. Dilakukan pemeriksaan FT 4 dan TSH serta TTGO dengan 75 gram glukosa pada jam ke 0 dan ke 2. Sedangkan resistensi insulin ditentukan berdasarkan perhitungan insulin puasa dan Homeostatis Model Assessment-Insulin Resistance. Analisis dilakukan dengan program SPSS 20.0 for windows. Hasil. Penelitian ini mengumpulkan 114 subjek yang terdiri dari 40 pasien hipertiroid, 40 pasien eutiroid/hipertiroid subklinis, dan 34 sukarelawan sehat. Angka kejadian intoleransi glukosa pada kelompok Hipertiroid adalah 52,5% (10% DM, 32,5% toleransi glukosa terganggu (TGT), dan 10% glukosa darah puasa terganggu (GDPT)). Sedangkan, pada kelompok Eutiroid/ Hipertiroid Subklinis adalah 20% (5% DM, 15% TGT, dan 0% GDPT) dan pada kelompok sukarelawan sehat adalah 11,8% (0% DM, 8,8% TGT, dan 2,9% GDPT). Hasil analisis menunjukkan bahwa intoleransi glukosa pada kelompok hipertiroid berbeda bermakna dibandingkan kelompok Eutiroid/Hipertiroid Subklinis (p=0,002). Sementara itu, hubungan antara status klinis tiroid dengan intoleransi glukosa pada kelompok tanpa resistensi insulin juga bermakna secara klinis maupun statistik (p=0,004). Simpulan. Terdapat hubungan bermakna antara status tiroid dengan kejadian intoleransi glukosa pada pasien hipertiroid dan pasien hipertiroid yang status klinisnya sudah eutiroid/hipertiroid subklinis mempunyai risiko yang sama dengan orang sehat untuk terjadinya intoleransi glukosa.