Kabupaten sumedang merupakan daerah yang sangat identik dengan tahu, kuliner khas daerah tersebut. Tahu sumedang tidak hanya menjadi kuliner di kabupaten sumedang, tetapi juga menjadi bagian integral dari sektor perekonomian masyarakat, terutama dalam sektor industri tahu. Perkembangan industri tahu di kabupaten sumedang pada awalnya dipelopori oleh perusahaan industri tahu pertama, yaitu industri tahu bungkeng. Industri tahu bungkeng dirintis pada awal tahun 1900 oleh Ong Ki No, kemudian mulai dikembangkan pada tahun 1917 oleh putranya yang bernama Ong Bung Keng. Pada tahun 1958, pengelolaannya diturunkan kepada Ong Yu Kim, anak dari Ong Bung Keng dan sejak tahun 1995 hingga saat ini, dikelola oleh Ong Che Ciang (Suriadi). Industri tahu bungkeng adalah salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang saat ini telah memiliki dua cabang. Cabang pertama berada di Jalan 11 April Nomor 53 dan cabang kedua berada di Jalan Mayor Abdurachman Nomor 70 dan 136. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan industri tahu bungkeng di Kabupaten Sumedang dari tahun 1990 hingga tahun 2000. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah menurut kuntowijoyo. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat perkembangan yang signifikan pada industri tahu Bungkeng dari tahun 1990-2000, di mana alat produksi yang digunakan untuk membuat tahu Bungkeng sudah semi otomatis. Misalnya, alat manual yang digunakan untuk menggiling kedelai diganti menjadi mesin giling diesel. Dalam proses produksi, terutama proses pembakaran penggunaan minyak tanah diganti menjadi bahan bakar solar dan uap. Pengaruh industri tahu bungkeng di Kabupaten Sumedang memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat, karena dapat membuka kesempatan usaha dan lapangan pekerjaan.