Sediment transport functions in HEC-RAS 4.0 and their evaluation using data from sediment flushing of Wlingi reservoir - Indonesia

Abstract

This paper presents a study carried out to assess the accuracy of several sediment transport functions commonly applied in HEC-RAS 4.0 against data from the sediment flushing of Wlingi reservoir in 2016. Another aim of this assessment is to evaluate the viability of selected transport equations to simulate riverbed changes during the sediment-flushing event. Thus, the best scenario of sediment flushing could be determined according to their efficiencies. The overall accuracy of the transport function indicated by RMSE values in descending order were those of Laursen-Copeland, Ackers and White, Meyer-Peter and Müller, and Wilcock formulas, when applied to the observed data. The study also indicated that Laursen-Copeland formula had parameters that were commonly well-characterized by the riverbed of Wlingi reservoir. Further, it was suitable to be utilised to assess the achievement of sediment flushing in Wlingi reservoir, while others seem less satisfactory.

The impacts of low flow, ice‐cover and ice thickness on sediment load in a sub‐arctic river – Modelling sediment transport with particle image velocimetry calibration data sets

“…We found it to be a reliable transport function for winter models when the critical shear in the formula was decreased by 27%. Also, Sisinggih et al (2020) reported good model performance when reducing the critical shear in the LC function for a simulation of sediment flushing in the Wlingi Reservoir in Indonesia. LC has been used successfully to estimate sediment transport in fume experiments (Talreja, Yadav, & Waikhom, 2013).…”

Penerapan HEC-RAS Untuk Analisis Angkutan Sedimen Dasar Terhadap Debit Angkutan Sedimen Pada Saluran Parit Berkat

“…Air yang mengalir di sungai tidak hanya air, melainkan membawa material dan partikel lainnya yang berasal dari hasil erosi pada dinding dan dasar sungai yang dilewati aliran dari hulu hingga menuju hilir, sebagian material dan partikel akan mengendap ke dasar sungai akibat proses sedimentasi (Marvin and Wati A. Pramono, 2019;Suharto and Indarti, 2019) dan sebagian lagi akan mengalir ke sungai utama (Andrian and Pranoto, 2020). Angkutan sedimen dasar dipengaruhi kecepatan aliran, panjang sungai, kemiringan dasar sungai, penampang sungai, distribusi ukuran material dasar (Gomez and Soar, 2022;Hermawan and Afianto, 2021;Sharma et al, 2019;Sisinggih et al, 2020)…”

“…Prediksi angkutan sedimen diperlukan sebagai dasar perencanaan bangunan hidraulik sungai, pengelolaan gerusan dan masalah lainnya di sungai (Hambali and Apriyanti, 2016). Prediksi angkutan sedimen berkenaan dengan perkiraan laju transpor sedimen dalam kondisi aliran seimbang, misalnya aliran tetap (Hambali and Apriyanti, 2016;Sisinggih et al, 2020). Penelitian ini menerapkan penggunaan program aplikasi HEC-RAS untuk melakukan analisis angkutan sedimen dasar.…”

“…Penelitian ini menerapkan penggunaan program aplikasi HEC-RAS untuk melakukan analisis angkutan sedimen dasar. HEC-RAS merupakan model satu dimensi aliran permanen maupun tak permanen yang didalamnya terdapat komponen model untuk menghitung besar angkutan sedimen pada saluran terbuka (Andrian and Pranoto, 2020;Sisinggih et al, 2020;Zainuddin et al, 2023). Model satu dimensi aliran saluran terbuka yang dimaksudkan yaitu mensimulasikan profil aliran dan memprediksi perubahan pada dasar sungai yang diakibatkan oleh erosi dan/atau pengendapan dalam selang waktu yang cukup lama (Sisinggih et al, 2020).…”

Analisis Stabilitas Bangunan Pengendali Sedimen Pada Kondisi Banjir Rancangan Dan Tampungan Sedimen Penuh : Suatu Kasus Di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu

“…Data citra satelit yang diambil pada tahun 1991, 2001, 2005 dan 2019 menunjukkan bahwa hutan alam dan hutan tanaman banyak berubah fungsi menjadi perkebunan, tegal, semak belukar, dan bahkan pemukiman (Sisinggih et al, 2020). Setelah (Andi Setyo Pambudi) UU 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan diterbitkan, berbagai upaya dilakukan untuk menyelamatkan tutupan hutan yang tersisa dalam rangka menjaga keberlangsungan sumber air DAS Brantas (Bellfield et al, 2016).…”