2020
DOI: 10.7759/cureus.11711
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Role of Surgeon Experience in Pterygium Surgical Outcomes: A Comparative Study Between Ophthalmology Resident and Consultant

Abstract: Although surgical technique and patient variables are responsible for the recurrence of pterygium, the surgeon's experience has been sparsely studied. This retrospective study was designed to compare the surgical time, complications, and rates of recurrence after primary pterygium excision between consultant ophthalmologists and trainee residents. Material and methods In this retrospective study, we collected the data of 176 primary pterygium eyes, who were operated on with excision and sutureless/glueless con… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 23 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Recent studies have shown that with regard to surgeon experience, there is no statistically significant difference in postoperative complications or recurrence rates. 16 For the surgical technique, we followed the technique described by Starck et al 17 Briefly, after instillation of topical proparacaine and a vasoconstrictor agent (either phenylephrine 2.5% or brimonidine 0.2%), the body of the pterygium was outlined using a surgical marking pen. Lidocaine 1% with epinephrine was injected into the pterygium head.…”
Section: Ethodsmentioning
confidence: 99%
“…Recent studies have shown that with regard to surgeon experience, there is no statistically significant difference in postoperative complications or recurrence rates. 16 For the surgical technique, we followed the technique described by Starck et al 17 Briefly, after instillation of topical proparacaine and a vasoconstrictor agent (either phenylephrine 2.5% or brimonidine 0.2%), the body of the pterygium was outlined using a surgical marking pen. Lidocaine 1% with epinephrine was injected into the pterygium head.…”
Section: Ethodsmentioning
confidence: 99%
“…23,25 Hasil dari karakteristik stage yang dalam penelitian ini terdapat stage 2 yaitu 446 atau 46,6%, stage 1 yaitu 44 atau 2,5%, stage 3 yaitu 195 atau 20,3% dan stage 4 yaitu 294 atau 30,6% dengan penelitian ini disimpulkan bahwa stage 2 memiliki nilai tertinggi sesuai dengan penelitian Supanji dkk ditahun 2020 meneliti tentang distribusi stage pterygium didapatkan hasil hasil akhir stage 2 memiliki nilai yang paling tinggi.8 Akan tetapi penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Lee dkk ditahun 2021 menunjukan bahwa sekitar 19,8% pada stage 1 dan 2 yaitu 19,8% , pada stage 3 73,3% dan pada stage 4 yaitu 6,9%. 22 Prevalensi pterygium berdasarkan karakteristik gejala klinis di RSUD Al Ihsan pada tahun 2016 hingga 2021 terbagi menjadi gejala klinis mata merah, dengan nilai tertinggi memiliki gejala klinis mata merah yaitu 506 atau 52,8%.Berlanjut dengan gejala klinis mata kering dengan nilai 439 atau 45,7%, mata kering pada pterygium dapat disebabkan karena ketidak stabilan dari tear film yang menyebabkan mata menjadi kering, gejala klinis yang memiliki sensasi benda asing yaitu 350 atau 36,5% dengan gejala klinis penurunan penglihatan memiliki penurunan penglihatan yaitu 316 atau 32,9% disebabkan oleh pertumbuhan jaringan fibrovascular menuju visual aksis dapat menyebabkan penurunan penglihatan.20,21 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Panda dkk ditahun 2020 dengan hasil gejala klinis mata merah 63,3%, gejala klinis mata kering 45,5% , gejala klinis sensasi benda asing 38,8%, dan penuruan penglihatan yaitu 33,3%.30 Akan tetapi berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Fuest dkk ditahun 2017 terkait dengan pterygium memiliki hasil gejala klinis mata merah 80% dan penurunan penglihatan 89% pada hasil ini menunjukan bahwa penurunan penglihatan lebih tinggi dibandingkan gejala klinis mata merah. 20 Hasil berdasarkan penatalaksanaan pada penelitian ini menunjukan bahwa manajemen medis memiliki nilai tertinggi yaitu 620 atau 64,7% sedangkan manajemen bedah memiliki nilai 339 atau 35,3% , manajemen medis memiliki nilai yang cukup tinggi berhubungan dengan stage pasien pterygium sama dengan Ozgur dkk ditahun 2020 dengan hasil lebih dari 50% melakukan manajemen medis kemudian diikuti dengan manajemen bedah, berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan Bal dkk ditahun 2021 dengan hasil 93% melakukan manajemen bedah dan sisanya melakukan maajemen medis.…”
Section: Cunclassified