Toksikologi adalah ilmu dasar tentang racun, dimana ilmu tentang racun tersebut menjadi sebuah agen yang dapat mengakibatkan kerusakan atau kematian bila dicerna atau diabsorpsi. Dalam hal ini, Racun merupakan agen yang dapat menyebabkan kerusakan dalam sistem biologi dan pada hakikatnya setiap bahan kimia juga memiliki potensi untuk menghasilkan kerusakan atau kematian apabaila bahan tersebut ada dalam jumlah yang cukup untuk mengakibatkan kerusakan atau kematian terhadap suatu organisme yang ada. Kerang merupakan salah satu biota yang hidup di kawasan pesisir pantai yang umumnya memiliki ciri-ciri yaitu bersifat hewan lunak, menetap pada sedimen umumnya hidup di laut meskipun ada yang hidup di air tawar, mempunyai tonjolan di bagian dorsal, tidak memiliki tentakel dan sebagainyaAdapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis Indeks Kondisi (IK) dan Stress On Stress (SOS) terhadap kerang coklat (Perna perna). kegunaan praktikum ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai kondisi lingkungan menggunakan kerang sampel sebagai pengaplikasian biomarker sederhana. Praktik lapang pada Brown mussel (Perna perna) yaitu mengenai hubungan Indeks Biovailaibalitas Logam dalam Kerang (IBLK) & dan Indeks Kondisi (IK) dilakukan analisis korelasi dari 10 IK yang digunakkan dan hanya IK 1, IK 5, dan IK 9 yang menunjukkan nilai yang signifikan dan mempunyai nilai korelasi kuat terhadap kandungan logam dan dapat digunakan sebagai biomarker dalam monitoring lingkungan atau penentu status pada perairan. Sedangkan hubungan antara Indeks Kondisi (IK) 5 dengan parameter pengamatan, dapat dikatakan hanya terdapat hubungan IK 5 dengan Parameter Berat Daging Kering yang menunjukkan nilai yang signifikan. Kemudian pada pengamatan Stress on stress (SOS) pada kerang hijau (Perna viridis) di Perairan Pulau Lae-Lae dan Brown mussel (Perna perna) Perairan Padang Lau, Pangkep dapat disimpulkan bahwa sebanyak 50 % Kerang hijau dari Perairan Pulau Lae-Lae mengalami kematian pada waktu 47 jam, sedangkan pada Brown mussel (Perna perna) dari Perairan Padang Lau, Pangkep sebanyak 50 % mengalami kematian pada waktu 23 jam. Sehingga dapat dikatakan bahwa Brown mussel (Perna perna) dari Perairan Padang Lau, Pangkep mengalami kematian lebih cepat dibandingkan dengan Kerang hijau dari Perairan Pulau Lae-Lae. Hal ini dikarenakan karena adanya bahan pencemar yang lebih tinggi pada Perairan Padang Lau, Pangkep daripada Perairan Pulau Lae-Lae. Apabila ukuran kerang semakin besar maka semakin kecil konsentrasi logam di dalam daging, Hal ini juga dipengaruhi oleh ukuran kerang dan pertumbuhan pada Indeks kondisi, sehingga pertambahan ukuran morfometri dapat mempengaruhi penyerapan akumulasi logam di dalam dagi kerang.