Abstract:The Charybdis hellerii species was first restricted to inhibit the Western Indo Pacific region (Wee &Ng, 1995; Spiridonov, 1999; Cabi, 2020); however, since these crabs are globally invasive (Watanabe et al., 2015), they are widely distributed in various continents, including: Asia, Africa, America, Australia and Europe (Cabi, 2020). These crabs have been detected in the intertidal zone at a depth of 51 m (Stephenson et
“…Penelitian yang mengkaji tentang aspek biologi P. vigil masih sangat terbatas, diantaranya telah dilakukan oleh Subramaniam (2001) di perairan Tamil Naddu, India, Ikhwanuddin et al (2015) Data mengenai aspek biologi reproduksi seperti rasio jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama matang kelamin serta musim pemijahan perlu diketahui untuk dijadikan sebagai landasan dalam pengelolaan P. vigil yang berkelanjutan (Hamid, 2015;Hamid et al 2015;Ikhwanuddin et al 2015;Zairion et al 2015;Hamid, 2019;Hamid et al 2021) dan pendugaan stoknya (Abdelhak et al 2020). Ketersediaan data biologi reproduksi P. vigil di Indonesia sampai saat ini masih terbatas.…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biologi reproduksi (rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas dan ukuran pertama matang kelamin) rajungan angin (Podophthalmus vigil) di Selat Tiworo bagian barat. SampelP.vigil diperoleh dari hasil tangkapan sampingan nelayan rajungan dengan menggunakan bubu lipat. Setiap sampel yang diperoleh diidentifikasi jenis kelaminnya, diukur lebar karapas dan bobot tubuhnya. Rasio kelamin dianalisis menggunakan uji Chi-square (p<0,05). Perkembangan tingkat kematangan gonad diamati dariperubahanmorfologi dan warna gonad.Fekunditas rajungan dihitung menggunakan metode gravimetrik. Hasil penelitian diperoleh rasio kelamin sebesar 1:4,09 yang menunjukkan tidak seimbang antara jantan dan betina. Perkembangan gonadP. vigiljantan didominasi oleh belum matang gonad, sedangkan betina didominasi yang matang gonad. FekunditasP. vigil berkisar 415.644-3.466.290 butir, dan ukuran pertama matang kelaminbetina 92,29 mm.
“…Penelitian yang mengkaji tentang aspek biologi P. vigil masih sangat terbatas, diantaranya telah dilakukan oleh Subramaniam (2001) di perairan Tamil Naddu, India, Ikhwanuddin et al (2015) Data mengenai aspek biologi reproduksi seperti rasio jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama matang kelamin serta musim pemijahan perlu diketahui untuk dijadikan sebagai landasan dalam pengelolaan P. vigil yang berkelanjutan (Hamid, 2015;Hamid et al 2015;Ikhwanuddin et al 2015;Zairion et al 2015;Hamid, 2019;Hamid et al 2021) dan pendugaan stoknya (Abdelhak et al 2020). Ketersediaan data biologi reproduksi P. vigil di Indonesia sampai saat ini masih terbatas.…”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biologi reproduksi (rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas dan ukuran pertama matang kelamin) rajungan angin (Podophthalmus vigil) di Selat Tiworo bagian barat. SampelP.vigil diperoleh dari hasil tangkapan sampingan nelayan rajungan dengan menggunakan bubu lipat. Setiap sampel yang diperoleh diidentifikasi jenis kelaminnya, diukur lebar karapas dan bobot tubuhnya. Rasio kelamin dianalisis menggunakan uji Chi-square (p<0,05). Perkembangan tingkat kematangan gonad diamati dariperubahanmorfologi dan warna gonad.Fekunditas rajungan dihitung menggunakan metode gravimetrik. Hasil penelitian diperoleh rasio kelamin sebesar 1:4,09 yang menunjukkan tidak seimbang antara jantan dan betina. Perkembangan gonadP. vigiljantan didominasi oleh belum matang gonad, sedangkan betina didominasi yang matang gonad. FekunditasP. vigil berkisar 415.644-3.466.290 butir, dan ukuran pertama matang kelaminbetina 92,29 mm.
This research was aiming of find out the diversity of crustaceans bycatch of blue swimming crab (Portunus pelagicus) fisheries of moon period based. The method used was a survey method and sampling of crustacean bycatch was carried out during the period of bright moon (11-15 moon nights) and dark moon (27-1 moon nights). The results showed that there were 20 species of crustacean bycatch found during the study in which 17 species were found during the bright moon and 16 species were found during the dark moon. Thalamita danae species had the highest abundance during the dark and the bright moon period. The number of the male crustaceans bycatch was higher than the females for both bright and dark moon periods.Diversity index crustacean bycatch in both periods (brigh tand dark) ranged from 0.83 to 0.85. The evennes index and dominance index inthe bright and dark moon are the same (0.69 and 0.22, respectively).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.