The platform will undergo maintenance on Sep 14 at about 7:45 AM EST and will be unavailable for approximately 2 hours.
2021
DOI: 10.21608/ejabf.2021.213140
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Reproductive Biology of Charybdis hellerii in Lasongko and Kendari Bays, Southeast Sulawesi, Indonesia

Abstract: The Charybdis hellerii species was first restricted to inhibit the Western Indo Pacific region (Wee &Ng, 1995; Spiridonov, 1999; Cabi, 2020); however, since these crabs are globally invasive (Watanabe et al., 2015), they are widely distributed in various continents, including: Asia, Africa, America, Australia and Europe (Cabi, 2020). These crabs have been detected in the intertidal zone at a depth of 51 m (Stephenson et

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 5 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Penelitian yang mengkaji tentang aspek biologi P. vigil masih sangat terbatas, diantaranya telah dilakukan oleh Subramaniam (2001) di perairan Tamil Naddu, India, Ikhwanuddin et al (2015) Data mengenai aspek biologi reproduksi seperti rasio jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama matang kelamin serta musim pemijahan perlu diketahui untuk dijadikan sebagai landasan dalam pengelolaan P. vigil yang berkelanjutan (Hamid, 2015;Hamid et al 2015;Ikhwanuddin et al 2015;Zairion et al 2015;Hamid, 2019;Hamid et al 2021) dan pendugaan stoknya (Abdelhak et al 2020). Ketersediaan data biologi reproduksi P. vigil di Indonesia sampai saat ini masih terbatas.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penelitian yang mengkaji tentang aspek biologi P. vigil masih sangat terbatas, diantaranya telah dilakukan oleh Subramaniam (2001) di perairan Tamil Naddu, India, Ikhwanuddin et al (2015) Data mengenai aspek biologi reproduksi seperti rasio jenis kelamin, tingkat kematangan gonad, fekunditas, ukuran pertama matang kelamin serta musim pemijahan perlu diketahui untuk dijadikan sebagai landasan dalam pengelolaan P. vigil yang berkelanjutan (Hamid, 2015;Hamid et al 2015;Ikhwanuddin et al 2015;Zairion et al 2015;Hamid, 2019;Hamid et al 2021) dan pendugaan stoknya (Abdelhak et al 2020). Ketersediaan data biologi reproduksi P. vigil di Indonesia sampai saat ini masih terbatas.…”
Section: Pendahuluanunclassified