Religiusitas Dalam Wasiat Renungan Massa Karya Hamzanwadi (Pendekatan Pragmatik)

Wijaya, Herman; Nurdin, Nurdin; Gani, Ramlah H.A.; Supratmi, Nunung

doi:10.58218/alinea.v2i2.212

Cited by 3 publications

(4 citation statements)

References 6 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Jenis penelitian ini sama dengan kajian ini yaitu deskriptif kualitatif yang berbeda adalah sumber data kajiannya. (Fatoni, Nurdin, Gani, Supratmi, & Wijaya, 2022) melakukan kajian dengan judul religiositas Dalam Wasiat Renungan Massa Karya Hamzanwadi dengan pendekatan pragmatik sedangkan kajian ini menggunaan pedekatan stilistika, semiotika dan hermenuitika.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Rekonstruksi Religiositas Etnik Melayu Dimensi Keyakinan pada Kitab dalam Puisi Melayu Tradisional

Roziah

2023

geram

View full text Add to dashboard Cite

The nature of being open to immigrants makes ethnic Malays exposed to various crimes such as fraud, physical violence, sexual violence, murder, theft, corruption, and the use of illegal drugs involving perpetrators who are Malay nationals or perpetrators who live in the Malay area, which continues to increase every year. the year. the year. This increase in crime rates shows that people in the Malay area are experiencing a decline in character. There have been various speculations that cultural customs, teachings, and advice on trust are no longer respected, or perhaps those who live in the Malay area have not been given teachings regarding the noble values of Malay culture, which are based on the Koran. Therefore, the dimension of religiosity related to Malay ethnic beliefs in the book needs to be reconstructed and internalized with the aim of strengthening Malay ethnic beliefs, and people living in Malay areas believe in the Koran as a guide to life. A descriptive qualitative study was completed through stylistic, semiotic, and hermeneutic approaches to traditional Malay poetry. The research data is in the form of rhymes, poetry, and expressions contained in Tenas Effendy's works. The data sources for the study come from four books. (1) Tunjung Ajar Melayu in Pantun Gurindam and Seloka; (2) Pantun Nasihat; (3) Syair Nasib Melayu; and (4) Tangkat Ajar Melayu: Details of Riau Malay Culture. Data was collected through reading, noting, and interpreting techniques, then coded to count the number of occurrences using the AnCont application. The validity of the data goes through a verification and validation process by experts in the fields of literature, Malay, and religion. Malay ethnic faith in the Koran appears in several categories, namely: (1) knowing God by devoutly reading the Koran; (2) Ethnic Malays use the Koran as Imam; (3) encouraging children to honor the Koran; (4) customary lines that are based on syarak and syarak based on the Book of Allah; (5) diligently listening to the reading of the Koran is believed to expand knowledge; (6) making the Koran a guide for life; and (7) diligently studying the Koran as a sign of Malay luck. The reconstruction of the religiosity dimension of belief in books shows that traditional Malay poetry is a literary work that contains a call to amar maruf nahi mungkar. It is hoped that this study can have implications for learning. Riau Malay culture in schools and oral literature in universities.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Rekonstruksi Religiositas Etnik Melayu Dimensi Keyakinan pada Kitab dalam Puisi Melayu Tradisional

Roziah

2023

geram

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Dalam kaitannya denga kegiatan bertutur sebagai aktivitas komunikasi. Richard ( dalam Syahrul (2008:31) dan (Alpansori & Wijaya, 2014;Fatoni et al, 2022) menjelaskan bahwa kegiatan bertutur adalh suatu tindakan. Jika kegiatan bertutur dianggap sebagai tindakan, berarti dalam setiap kegiatan bertutur terjadi tindak tutur.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Tindak Tutur Direktif Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Negeri 5 Sungai Beremas

Efitriani Andala Sari,

Marni,

Sartika

2023

ALINEA

View full text Add to dashboard Cite

Describe the form of directive speech acts of Indonesian teachers for class VIII in the teaching and learning process at SMP Negeri 5 Sungai Beremas. The type of research used in this research is a qualitative type. The method used in this research is descriptive method. The data in this study are in the form of directive speech acts of Indonesian teachers at SMP Negeri 5 Sungai Beremas in the teaching and learning process. The data source for this research is the speech of an Indonesian language teacher during the teaching and learning process from the beginning to the end of the lesson. research instruments used in research are recording devices such as; cellphone. For notes such as; pen, paper, or small notes, and other writing tools The data collection stage in this study used the listening or listening method. The data validation technique used in this study is a detailed description. The results of this study First, the form of directive speech acts used by teachers in learning at SMP Negeri 5 Sungai Beremas, there are five forms, namely, directive speech acts ordering, speech acts begging, directive speech acts suggesting, directive speech acts asking questions, directive speech acts prohibiting . Second, from the utterances that have been analyzed in SMP Negeri 5 Sungai Beremas the most dominant utterance or the most frequently used by the teacher in learning is the directive act of asking questions.

show abstract

“…Karya sastra hasil kreatif di dalamnya terdapat cermin kehidupan masyarakat, karya sastra juga mengandung identitas suatu daerah dimana terdapat budaya, juga simbol perilaku masyarakat. Nilai social dan budaya di lingkungan pengarang merupakan gambaran kondisi latar belakang pengarang sendiri (Fatoni et al, 2022;Nahdi et al, 2022). Salah satu nilai yang terkandung dalam karya sastra adalah nilai multikultural.…”

unclassified

“…Dalam novel pengarang berusaha agar pembaca dapat mengerti gambaran-gambaran cerita nyata kehidupan yang tertulis di dalam novel. Pengarang menceritakan social budayanya dalam karyanya (Fakihuddin et al, 2021;Fatoni et al, 2022). Permasalahan yang dilukiskan oleh pengarang di dalam novel juga termasuk masalah keberagaman multikultural (budaya).…”

unclassified

Nilai-Nilai Multikultural Dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi Ekowati

Ursila,

Rahmat,

Septia

2023

ALINEA

View full text Add to dashboard Cite

Penelitian ini di latarbelakangi karena adanya permasalahan yang mengambarkan nilai-nilai multikultural yang terdapat dalam novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E. nilai-nilai multikultural digambarkan melalui aktivitas tokoh dan alur cerita yang terdapat dalam novel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai multikultural dalam novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena data penelitian berupa teks atau kata-kata dengan menggunakan metode deskriptif analisis. Data penelitian ini adalah berupa kata-kata, Kutipan kalimat dan wacana tentang nilai-nilai multikultural dalam novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E. Data dikumpulkan melalui langkah- langkah sebagai berikut: membaca, menandai mencatat data, menginventarisasikan semua data yang berhubungan dengan nilai-nilai multikultural dalam novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi E. Setelah itu data dianalisis dan membuat kesimpulan hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai-nilai multikultural yang terdapat dalam novel Merindu Cahaya di Amstel Karya Arumi E adalah sebagai berikut: (a) multikultural isolasionis. Nilai mulikultural yang dapat dilihat pada tokoh Nico dan Khadijah. (b) multikultural akomodatif. Hal ini dapat dilihat pada tokoh Khadijah dan Nico dimana mereka yang memiliki budaya yang berbeda tetapi berusaha untuk melakukan penyesuaian terhadap budaya masing-masing agartidk terjad kesalahpahaman. (c) multikultural mandiri, dimana Khadijah yang mengambil keputusan unutk menjadi mualaf dan menempuh hidup secara mandiri ditengah-tengah kehidupan keluarga dan budaya yang didominan oleh budaya Barat. (d) Multikultural Kritis atau Interaktif, yang diperlihatkan pada tokoh Pieter, Pieter yang mengikuti jejak Khadijah untuk menjadi mualaf dan tidak peduli pada pendapat orang lain selagi tidak merugiakan dan menggangu orang tersebut. (e) multikultural kosmopolitan yaitu diperlihatkan pada tokoh Khadijah. Pilihan Khadijah unuk mualaf membvuat dirnya dikucilkan dari keluarga, tapi hal tersebut tidak menurutkan niatnya Khadijah unuk tetap memperdalam ilmu agamnya.

show abstract

Religiusitas Dalam Wasiat Renungan Massa Karya Hamzanwadi (Pendekatan Pragmatik)

Cited by 3 publications

References 6 publications

Rekonstruksi Religiositas Etnik Melayu Dimensi Keyakinan pada Kitab dalam Puisi Melayu Tradisional

Rekonstruksi Religiositas Etnik Melayu Dimensi Keyakinan pada Kitab dalam Puisi Melayu Tradisional

Tindak Tutur Direktif Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VIII SMP Negeri 5 Sungai Beremas

Nilai-Nilai Multikultural Dalam Novel Merindu Cahaya De Amstel Karya Arumi Ekowati

Contact Info

Product

Resources

About