Reformasi Pengaturan Restitusi Berorientasi Keadilan dalam Kasus Kekerasan Seksual Terhadap Anak di Indonesia

Abstract

Kekerasan seksual terhadap anak merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia yang serius karena berdampak negatif yang signifikan terhadap korban, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Restitusi adalah ganti kerugian yang dibebankan kepada pelaku berdasarkan putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap atas kerugian materiil dan/atau immateriil yang diderita korban atau ahli warisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis restitusi sebagai perlindungan terhadap anak korban kekerasan seksual di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Sumber bahan diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa restitusi dapat membantu korban untuk memulihkan kerugian yang dideritanya, baik secara materiil maupun immateriil. Namun, implementasi restitusi di Indonesia masih belum optimal. Hal ini disebabkan masih adanya tantangan pada anak korban kekerasan seksual dalam mendapatkan restitusi antara lain kekurangan paling esensial dalam substansi hukum restitusi anak, struktur hukum yang berkaitan dengan kelembagaan, sistem, proses, dan kinerja dalam melaksanakan hukum, dan budaya hukum yang berkaitan dengan kesadaran hukum masyarakat. Maka perlu upaya meningkatkan implementasi restitusi, seperti: sosialisasi dan edukasi tentang restitusi kepada masyarakat, termasuk pelaku dan korban. Penyempurnaan peraturan perundang-undangan tentang restitusi, serta peningkatan peran lembaga-lembaga terkait dalam pelaksanaan restitusi.