Reformasi pembelajaran era covid-19: Pembelajaran online berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa SMP

Abstract

This research was conducted online using Zoom cloud meetings and studied and analyzed the improvement of junior high school students' creative thinking skills through problem-based and conventional learning. This study uses a quantitative method designed with a nonequivalent control group experimental pattern. The sample is 75 people, not taken randomly from two different classes. One class is problem-based learning, and another is conventional learning. Data collection was carried out using tests, namely the pretest and the posttest. They measure the increase in creative thinking skills using normalized N-Gain. The data were analyzed using an independent sample t-test. The study found that the problem-based learning model was more influential than conventional learning in improving junior high school students' mathematical creative thinking skills. Problem-based and conventional learning can improve junior high school students' mathematical and creative thinking skills.

Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran ditinjau dari habits of mind

“…Pada penelitian terdahulu berkaitan dengan topik peneliti, penelitian yang telah dilakukan hanya fokus pada aspek habits of mind yang dikaitkan dengan literasi matematis (Jerau et al, 2021), berpikir kritis (Suryani, 2023), dan generalisasi matematis (Dwirahayu et al, 2018). Sedangkan penelitian yang terkait dengan kemampuan berpikir kreatif hanya berfokus pada kajian reformasi pembelajaran (Samura & Noho, 2022), open ended (Mursidik et al, 2015) dan self confindence (Dalilan & Sofyan, 2022). Penelitian serupa juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti yang mengkaji peran habits of mind terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.…”

Manajemen Penjadwalan Waktu Blokir Akses Internet pada Mikrotik RouterOS

“…Namun, juga menimbulkan tantangan, terutama dalam memastikan bahwa proses pembelajaran dapat mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu, ketergantungan pada pembelajaran daring telah mengungkapkan masalah teknis, seperti kesulitan dalam menggunakan teknologi bagi para guru dan keterbatasan konektivitas internet bagi para siswa [2].…”