Reflections on Multicultural Education for Non-Muslim Students at Muhammadiyah University, Kupang

Abstract

The implementation of multicultural education at Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK) has been going on since 2017. However, there are still lecturers who do not embed the values of multiculturalism in the learning process because they are constrained by the lack of understanding on how to apply the values of multiculturalism. The purpose of this study is to reflect back on the concept of multicultural education at UMK which is considered to be hegemonic and there is an element of Islamization in non-Muslim students. This study used qualitative method. The selection of research subjects using purposive sampling technique, including non-Muslim students and lecturers. Data collection was carried out by observation, interviews, and field survey. The results showed that the first step in implementing multicultural education was carried out using four approaches, including the contribution approach, additives, transformation, and social action. These four approaches have worked optimally, but are more inclined towards cultural learning. Therefore, a reflection is carried out by fostering awareness of pluralism in students through the integration of teaching materials, construction of knowledge, learning methods, and reduction of prejudice, in order to gain insight into multiculturalism in non-Muslim students.

Peran Ibu Rumah Tangga sebagai Pendamping Belajar Anak di Masa Pandemik Covid 19 di Kota Kupang

“…Ekonomi yang lemah membuat ibu rumah tangga mengalami kesulitan untuk membeli paket data internet dan handphone untuk dipakai saat pembelajaran daring berlangsung, sehinggat ibu rumah tangga susah untuk memfasilitasi anaknya pada saat pembelajaran daring berlangsung dari rumah (Datuk et al, 2020;Syahrul & Hajenang, 2021). Selain itu, pendidikan ibu rumah tangga juga sangat mempengaruhi kesuksesan anak saat pembelajaran daring berlangsung karena ibu rumah tangga juga merupakan guru bagi anak di rumah, ketika anak mengalami kesulitan dan kurang paham terhadap materi yang dipaparkan guru, anak akan menanyakan kepada ibunya, sehingga akan menyulitkan mereka untuk menjelaskan kepada anaknya.…”

Students’ Lifestyle Change in the Industrial Revolution 4.0 at Sma Negeri 5 Kupang

“…Perubahan teknologi ini mengakibatkan pada perubahan proses pembelajaran yang semakin cangih dan cepat. Sehingga menuntut para pendidik untuk dapat menerangkan penggunakan teknologi yang baik dan tepat kepada peserta didik sehingga tidak terjadi penyimpangan (Mandut et al, 2021;Syahrul, 2021;Syahrul & Hajenang, 2021;Syahrul & Kibtiyah, 2020).…”

Social Role of Vegetable Merchants in Oesao Market to Maintain the Existence of Their Children at School

“…Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti di Desa Oesao, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi peran sosial pedagang sayur dalam mempertahankan eksistensi anaknya di sekolah adalah ekonomi keluarga yang rendah. Dari kurangnya upaya sekolah dalam mempertahankan eksistensi anak di sekolah, mereka dapat mengalami kemunduran tergantung dari kemampuan potensi yang dimilikinya yang diakibatkan oleh pengaruh lingkungan sosial anak (Mawar, 2021;Syahrul & Datuk, 2020;Syahrul & Hajenang, 2021). Akan tetapi, hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang peneliti temui, antara lain peran orangtua dalam mempengaruhi lingkungan sosial anak.…”