Reduction of Palatal Midline and Para-Midline Fractures Using Intra-arch Wire Fixation Versus Transmucosal Miniplate Stabilization: Prospective Randomized Clinical Study to Evaluate Postoperative Occlusion

Abstract

The post operative occlusal stability was found better in study patients included in group B when compared to group A patients, although satisfactory post-operative occlusion was obtained even in group A with post-operative interception for occlusal stability.

<p><strong>Karakteristik fraktur palatum yang disertai fraktur dentoalveolar pada pasien trauma maksilofasial</p></strong><p><em><strong>Characteristics of palate fracture accompanied with dentoalveolar fracture in patients with maxillofacial trauma</p></em><strong>

“…Pasien fraktur palatum jumlahnya sekitar 2-4 pasien yang saat terjadi fraktur pada usia dekade kedua hingga ke-empat kehidupan, dan paling banyak pada pria. 4 Fraktur palatum jika tidak ditangani dengan benar, akan mengakibatkan masalah oklusi setelah operasi dan eksposur (pembedahan ulang). 5,6 Klasifikasi fraktur palatum menurut Hendrikson, et al 7 ada 7 tipe, yaitu tipe I anterior, tipe II posterolateral alveolar, tipe III sagital, tipe IV parasagittal, tipe V para alveolar, tipe VI kompleks/ comminuted dan tipe VII transverse.…”

“…Palatum durum adalah area penyaluran trauma ke posterior dari buttress transversal bawah dari maksila. 4 Secara anatomi fraktur tipe II lokasi fraktur merupakan bagian tepi dari palatum yang menyangga dentoalveolar dan gigi molar juga premolar atas kanan atau kiri sehingga apabila terkena benturan akan menerima dampak terlebih dahulu. 20 Tipe III lokasi nya di median palatum yang merupakan sutura palatina mediana sehingga lebih lemah dari bagian tulang palatum yang lebih keras lainya apabila terkena trauma pada daerah tersebut akan lebih mudah terjadi fraktur.…”