Redesain Rumah Potong Hewan: Persepsi pada Batas Ruang

Abstract

Potong Hewan sebagai sebuah bangunan publik sering kali dibuat hanya untuk memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat pemotongan hewan tanpa memperhatikan unsurunsur penting bangunan sebagai objek arsitektur yang memperhatikan banyak aspek selain aspek fungsi. Penerapan konsep persepsi dan batas pada rumah potong hewan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan arsitektural bangunan sekaligus mendukung fungsi utama bangunan sebagai tempat pemotongan hewan. Metode yang digunakan adalah revealing architectural design oleh Philip D. Plowright yang berdasar pada pendekatanpendekatan baik itu dari bidang ilmu arsitektur, maupun bidang ilmu lainnya yang sudah teruji kebenarannya dan diterapkan ke dalam bentuk arsitektur dengan bentuk kerangka berpikir yang jelas. Jenis kerangka berpikir yang diaplikasikan pada redesain RPH adalah concept-based framework yang menggunakan ide utama sebagai pusat dari semua konsep yang dibuat pada desain, sehingga semua konsep haruslah sejalan dengan ide utama ini. Dengan penerapan konsep persepsi dan batas ini, rumah potong hewan sebagai sebuah bangunan publik bisa menjadi bangunan yang lebih baik dengan tidak hanya berfungsi sebagai tempat pemotongan, namun juga menjadi bangunan yang memperhatikan aspek non fungional sehingga rumah potong hewan menjadi lebih baik secara arsitektural.

Social, ethical, environmental, economic and technological aspects of rabbit meat production - A critical review

“… •Revitalize communities around industrial slaughterhouses [ 84 , 83 ] 3 Government -Does not have permission from the local government to build a slaughterhouse •Obtain a business license from the local government for a slaughterhouse enterprise •Timely pay taxes and duties •Collaborate with governments on their social policies and programs •Abide by all laws and activities [ 81 , 83 ] 4 Environment -Air pollution -Water pollution •Comply with government requirements on global environmental problems •Listen to and address local people's concerns about the slaughterhouse's environmental effect •Provide a location for the disposal of waste from the slaughtering process •Establish efficient drainage channels, thus, that dirty water, blood, and dirt from the slaughtering process do not contaminate the environment, particularly water [ 84 , 83 ] 5 Stakeholders -Not transparent on the operation of the slaughterhouse enterprise •Be transparency and availability of necessary information •Protect the investment capital of shareholders [ 83 ] 6 Employees -Workers have high-stress levels -Workers' skills before and after slaughtering animals are not the same. -Worker protection while utilizing equipment •Be fair salaries for workers •Offer the best working circumstances •Arrange appropriate training and education •Appreciate, acknowledge, and support of exceptional talents and capacities [ 47 , 83 ] …”

“…Hereinafter, one of the factors that consumers consider is the cleanliness of the meat-producing facilities at the rabbit slaughterhouse [ 81 ]. According to Ahsan et al [ 82 ], the majority of slaughterhouses have inadequate hygiene policies and infrastructure, which might raise the risk to public health and the environmental issues such as air and water pollution [ [84] , [83] , [85] ]. Furthermore, according to various studies, it is not just associated with food safety and the environment, but many consumers are also concerned about animal welfare issues, as well as the safety and wellbeing of humans who work in slaughterhouses.…”