2019
DOI: 10.31539/kibasp.v3i1.963
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Realisasi Bentuk Tindak Tutur Direktif Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Pembelajaran

Abstract: The purpose of this study was to determine the form of directive speech acts of Indonesian language teachers in the learning process. In this study primary data were collected directly by the researcher in the form of utterances and their context in the Indonesian language learning process that contained directive speech acts. There are three stages in this research, namely the provision of data, data analysis and presentation of data analysis results. The results of the study, in its realization, the use of u… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

1
0
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
1
0
0
2
Order By: Relevance
“…The use of the word jangan in the context of the amount of magical power does not mean prohibition. This is in line with the finding of Dede & Suryadi (2019) that the use of the word jangan in the teacher's speech is included in the advice directive speech is not a prohibition because seen from the context the teacher is not prohibiting but giving an appeal. Jeloba.…”
Section: Appealsupporting
confidence: 85%
“…The use of the word jangan in the context of the amount of magical power does not mean prohibition. This is in line with the finding of Dede & Suryadi (2019) that the use of the word jangan in the teacher's speech is included in the advice directive speech is not a prohibition because seen from the context the teacher is not prohibiting but giving an appeal. Jeloba.…”
Section: Appealsupporting
confidence: 85%
“…Guru di dalam pelaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sangat produktif menggunakan tindak tutur direktif. Penggunaan tindak tutur direktif dalam pembelajaran ini juga didukung oleh penelitian terdahulu, diantaranya adalah penelitian (Dede & Suryadi, (2019;Utari 2020) bahwa guru dalam pembelajaran menggunakan tindak tutur direktif menyuruh, tindak tutur direktif memohon, tindak tutur direktif menyarankan, tindak tutur direktif menasehati dan tindak tutur direktif menantang. Beberapa ukuran harus digunakan untuk memahami dan menghasilkan tindak tutur direktif yang baik yaitu untuk mengetahui bentuk maksim kesantunan berbahasa yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dan mengetahui penyimpangan kesantunan berbahasa guru dalam proses belajar mengajar (Budiarni et al, 2021); (Novianti & Inderasari, 2020) di kelas terdapat tata krama tersendiri dalam hal komunikasi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Jurnal KIBASP (Kajian Bahasa, Sastra dan Pengajaran) 3(2):[239][240][241][242][243][244][245][246][247][248] Penelitian dalam bidang Pragmatik, khususnya yang berkaitan dengan tindak tutur, tidak akan lepas dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitianDede & Suryadi (2019) pada realisasinya dalam kehidupan sehari-hari, tuturan yang digunakan tetap digolongkan ke dalam tuturan direktif, meskipun disampaikan dengan berbagai modus yang berbeda dan tidak sesuai dengan yang dituturkan seperti imperatif, deklaratif, dan interogatif. Tuturan direktif dalam penelitian ini banyak ditemukan saat objek penelitian menyampaikan materi dan memberikan tugas.Nurpadillah (2019) ada beberapa jenis tindak tutur direktif yang digunakan, yaitu requestives (meminta), requirements (memerintah), menyuruh, dan membujuk Putri (2019).…”
unclassified