Produksi batik menunjukkan tren peningkatan permintaan, memacu kebutuhan akan peningkatan produktivitas dan fleksibilitas dalam proses produksi. Dalam konteks ini, pengaturan tata letak menjadi krusial untuk memaksimalkan efisiensi operasional, karena memiliki dampak signifikan terhadap kelancaran aliran operasi dan minimasi jarak tempuh perpindahan material. Oleh karena itu, penelitian ini mengembangkan metode untuk optimasi tata letak pada industri batik. Metodologi penelitian ini meliputi beberapa langkah, diantaranya adalah klasifikasi cell produksi berdasarkan kelompok part menggunakan Rank Order Clustering (ROC) dan Similarity Coefficient (SC), estimasi jarak perpindahan material melalui perhitungan distance-based score, dan penentuan urutan optimal departemen dengan Particle Swarm Optimization (PSO). Hasil eksperimen menunjukkan pengelompokkan cell yang serupa antara metode ROC dan SC. Analisis terhadap hasil ekperimen menunjukkan perbaikan signifikan dari tata letak intuitif awal (existing) ke tata letak baru (suggested), dengan reduksi distance based score dari 315,75 menjadi 292,96. Implementasi group technology dan cell manufacturing terbukti meningkatkan efektivitas dan efisiensi aliran material dan work in process (WIP). Selain itu, penerapan PSO dalam menempatkan departemen berhasil mengurangi total jarak tempuh menjadi 7.018,5190 meter, dengan total biaya material handling menjadi Rp 1.544.074,18. Hal ini menegaskan potensi dari metode yang dikembangkan dalam mengoptimalkan tata letak fasilitas produksi batik untuk mencapai efisiensi operasional yang lebih tinggi.