Letak dan kondisi geografis memiliki pengaruh yang cukup besar bagi bentuk arsitektur suatu bangunan. Bentuk bangunan di suatu wilayah tidak akan sama, sekalipun bangunan tersebut berada di dalam satu kawasan pembagian iklim. Arsitektur Bioklimatik merupakan pendekatan untuk mendapatkan penyelesaian desain antara arsitektur dengan lingkungan. Rumah panjang atau disebut juga Betang, merupakan rumah tinggal tradisional masyarakat Dayak, dengan arsitektur venankular atau arsitektur tradisional yang hanya ada di Kalimantan, memiliki bentuk seperti rumah panggung yang dibuat secara memanjang dengan pola simetris. Desain serta konstruksi rumah ini mencerminkan nilai budaya dan kepercayaan masyarakat, salah satu perwujudan dari kearifan lokal. Bukan hanya sekedar rumah, tetapi juga memiliki makna lebih sebagai satu kesatuan yang mengikat para penghuninya dalam aturan yang berorientasi pada kepercayaan kaharingan , serta keharmonisan hubungan dengan alam lingkungan. Rumah Betang dibangun sesuai dengan topografi dan menggunakan teknik konstruksi tradisional dengan bahan-bahan yang sesuai dengan iklim dan kondisi lingkungan setempat. Tujuan penulisan yakni pendeskripsian dan pembahasan isu bioklimatik Rumah Tradisional Betang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif literatur, dengan memperdalam pengetahuan guna merumuskan permasalahan secara lebih terperinci.