2021
DOI: 10.25077/jsfk.8.3.309-315.2021
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Profil Penyimpanan Obat pada Puskesmas di Kota Padang Sumatera Barat

Abstract: Penyimpanan obat menjadi faktor penting dalam pengelolaan obat di Puskesmas, karena dengan penyimpanan yang benar akan lebih mudah dan efektif untuk menjamin kualitas dan mutu obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara sistematis dan akurat mengenai penyimpanan obat di Puskesmas kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada 11  puskesmas di 11 Kecamatan di Kota Padang. Pengambilan data melalui daftar tilik tentang aspek penyimpanan obat di puskesmas yang meliputi pers… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
5

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 7 publications
0
0
0
5
Order By: Relevance
“…Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan [12]. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan [13,14].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan [12]. Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan [13,14].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penyimpanan obat berdasarkan farmakologi digunakan untuk memudahkan pencarian dan menghindari kesalahan pengambilan obat [15]. Indikator penyimpanan sesuai farmakologi mendapatkan hasil tidak sesuai standar dengan nilai 0%, hasil tersebut sejalan dengan penelitian Asrina dan Angreni [16].…”
Section: Penyimpananunclassified
“…Indikator penyimpanan sesuai abjad mendapatkan hasil tidak sesuai standar dengan nilai 98,37%. Hasil tersebut tidak sejalan dengan penelitian Nasif, Sari dan Rahmadriza [15] yang mendapatkan hasil sesuai standar pada penelitian serupa. Hasil penelitian tidak sesuai standar disebabkan terdapat obat yang tidak disimpan sesuai abjad, dimana obat tersebut termasuk dalam golongan obat LASA yang harus disimpan berjarak sehingga obat tidak disimpan sesuai abjadnya.…”
Section: Indikator Hasil Standarunclassified
“…Adapun beberapa poin yang mendapatkan nilai rendah pada hasil observasi penyimpanan yaitu sebagian besar puskesmas belum memiliki Standar Prosedur Operasional (SPO) kegiatan penyimpanan obat. Pada kegiatan penyimpanan ini hampir semua puskesmas belum menerapkan sistem penyimpanan life saving (obat emergency) (Nasif et al, 2021), belum menerapkan sistem high alert untuk obat dengan kewaspadaan tinggi, begitupun pada obat-obatan yang mudah terbakar seperti clor etil, alkohol dan sejenisnya belum dipisahkan pada tempat yang berbeda. Sedangkan menurut juknis standar pelayanan kefarmasian (2019) penyimpanan obat di gudang penyimpanan harus menerapkan sistem penyimpanan life saving (obat emergency) dan mengimplementasikan high alert untuk obat dengan kewaspadaan tinggi, begitupun pada obat-obatan dengan kandungan clor etil, alkohol dan sejenisnya dipisahkan pada tempat yang berbeda.…”
Section: Penyimpananunclassified