Profil Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatri Rawat Inap di Bangsal Anak dengan Diagnosis Bronkopneumonia di RSUD Raden Mattaher Jambi Periode 2017-2018

Abstract

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur Penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penggunaan antibiotik pasien pediatri dengan diagnosis bronkopneumonia di RSUD Raden Mattaher Jambi terdiri dari aspek tepat dosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat interval waktu pemberian dan tepat durasi penggunaan antibiotik. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien bronkpneumonia yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian ini didapati sebanyak 34 pasien bronkopneumonia umumnya telah rasional dalam parameter tepat dosis (82,35%), tepat indikasi (100%), tepat pasien (100%), dan tepat interval waktu pemberian (100%).

Profil Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Anak Balita Penderita Bronkopneumonia Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit X Daerah Indramayu

“…Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat menyebabkan hal-hal yang merugikan pasien yaitu seperti peningkatan efek samping, toksisitas antibiotik, dan resistensi antibiotik [5].…”

Hubungan Gambaran X-RAY Thorax Bronkopneumonia dengan Leukositosis Pada Pasien Intensive care unit di RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi

“…Peningkatan nilai leukosit ini juga berperan pada timbulnya gambaran radiologis foto thoraks, ataupun X-ray thoraks bronkopneumonia. 7,8 Pada pasien dengan bronkopneumonia, terjadi infiltrasi ruang alveolus oleh leukosit dan eksudasi yang melemahkan kapasitas fungsional paru, dan jenis bronkopneumonia yang lebih berat membutuhkan ventilasi invasif dan admisi ICU. 1 Selanjutnya, progresivitas dari pneumonia akan menimbulkan leukositosis sebagai manifestasi respon inflamasi sistemik terhadap infeksi akibat rangsangan sitokin proinflamasi serta adanya endotoksinemia.…”