Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan integrasi dari sistem perencanaan, sistem penganggaran dan sistem pelaporan kinerja yang selaras dengan pelaksanaan sistem akuntabilitas keuangan tiap lembaga pemerintah. Ditjen Paudasmen berupaya untuk meningkatkan nilai SAKIP dari tahun ke tahun. Pelaksanaan peran organisasi dan lingkungan akan menimbulkan interaksi sehingga memunculkan adanya norma, etika dan aturan-aturan dalam masyrakat. Teori institusi berpandangan bahwa organisasi akan hidup dan beradpatasi terhadap perubahan lingkungan yang ada, baik secara ekonomis maupun sosial. Bahkan antara lingkungan organisasi dan lingkungan organisasi lainnya akan melakukan pertukaran nilai, norma, aturan dan keyakinan melalui proses akulturasi dan asimilasi. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan ataupun kegagalan implementasi sistem pengukuran kinerja terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor teknis, meliputi: kesulitan menentukan ukuran kinerja dan keterbatasan system informasi; dan faktor organisasional, meliputi: komitmen manajemen, otoritas pembuatan keputusan, dan pelatihan. Dalam penelitian ini akan melihat komitmen manajemen sebagai salah satu faktor peningkatan nilai SAKIP. Berdasarakan hasil yang ada ternyata komitmen manajemen dari Ditjen Paudasmen menjadi faktor penting dalam pencapaian SAKIP Ditjen Paudasmen. Komitmen manajemen akan mengawal mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi pelaksanaan SAKIP Ditjen Paudasmen.