Abstract:ABSTRAKKemuning (Murraya paniculata) telah digunakan secara tradisional sebagai tanaman obat karena mengandung metabolit sekunder yang memiliki berbagai fungsi. Pemupukan dengan pupuk organik dan interval panen dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder, terutama flavonoid. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi dosis pupuk organik dan interval panen yang berbeda terhadap produksi flavonoid daun kemuning. Penelitian dilaksanakan sejak Juni 2014 sampai Februari 2015 di Kebun Percobaan Organik… Show more
“…Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran hewan, pelapukan sisa tanaman, pupuk hijau dari tanaman polong-polongan serta pupuk hayati. Pupuk kandang sapi mampu meningkatkan kondisi biologi, fisik dan kimia tanah serta adanya kesehatan tanah yang bekelanjutan (Utami, 2016).…”
Saat ini masyarakat sudah banyak mengetahui bahwa menggunakan bahan anorganik dalam budidaya tanaman dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga sangat diperlukan peningkatan produktivitas tanaman dengan melakukan teknologi budidaya tanaman secara organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Desa Bongohulawa Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango merupakan desa yang sebagian penduduknya bertani dan beternak tetapi masyarakat kelompok tani tidak memanfaatkan limbah-limbah kotoran ternak dan limbah serasah tanaman yang dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk organik padat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik padat dari kotoran ternak sapi dan serasah jerami padi di desa bongohulawa kecamatan Bone Bolango. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu tahap pemberian materi dan tahap pelatihan. Tahap pelatihan dengan melakukan demontrasi dalam membuat pupuk organik padat pada kelompok tani dengan bahan dasar kotoran ternak sapi, serasah jerami padi, bioaktivator EM4. Pada saat kegiatan pengabdian, sebagian besar kelompok tani memiliki permasalahan dengan kurangnya pengetahuan tentang pupuk organik dengan berbahan dasar limbah kotoran sapi dan limbah jerami padi yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga masyarakat kelompok tani memiliki antusias yang tinggi karena materi dan pelatihan mengenai pembuatan pupuk organik dan jerami padi merupakan hal baru bagi kelompok tani. Diharapkan teknologi yang diberikan kepada kelompok tani dapat diimplementasikan pada saat melakukan budidaya tanaman, agar menghasilkan pangan dan lingkungan yang sehat serta berkelanjutan. Kesimpulan kegiatan ini pupuk organic padat dapat diaplikasikan untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan produksi serta dapat membuka peluang usaha pupuk organic dalam kemasan yang menarik dengan nilai jual yang tinggi.
“…Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup seperti kotoran hewan, pelapukan sisa tanaman, pupuk hijau dari tanaman polong-polongan serta pupuk hayati. Pupuk kandang sapi mampu meningkatkan kondisi biologi, fisik dan kimia tanah serta adanya kesehatan tanah yang bekelanjutan (Utami, 2016).…”
Saat ini masyarakat sudah banyak mengetahui bahwa menggunakan bahan anorganik dalam budidaya tanaman dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Sehingga sangat diperlukan peningkatan produktivitas tanaman dengan melakukan teknologi budidaya tanaman secara organik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Desa Bongohulawa Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango merupakan desa yang sebagian penduduknya bertani dan beternak tetapi masyarakat kelompok tani tidak memanfaatkan limbah-limbah kotoran ternak dan limbah serasah tanaman yang dijadikan bahan dasar pembuatan pupuk organik padat. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah untuk memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik padat dari kotoran ternak sapi dan serasah jerami padi di desa bongohulawa kecamatan Bone Bolango. Metode yang digunakan pada kegiatan ini yaitu tahap pemberian materi dan tahap pelatihan. Tahap pelatihan dengan melakukan demontrasi dalam membuat pupuk organik padat pada kelompok tani dengan bahan dasar kotoran ternak sapi, serasah jerami padi, bioaktivator EM4. Pada saat kegiatan pengabdian, sebagian besar kelompok tani memiliki permasalahan dengan kurangnya pengetahuan tentang pupuk organik dengan berbahan dasar limbah kotoran sapi dan limbah jerami padi yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga masyarakat kelompok tani memiliki antusias yang tinggi karena materi dan pelatihan mengenai pembuatan pupuk organik dan jerami padi merupakan hal baru bagi kelompok tani. Diharapkan teknologi yang diberikan kepada kelompok tani dapat diimplementasikan pada saat melakukan budidaya tanaman, agar menghasilkan pangan dan lingkungan yang sehat serta berkelanjutan. Kesimpulan kegiatan ini pupuk organic padat dapat diaplikasikan untuk memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan produksi serta dapat membuka peluang usaha pupuk organic dalam kemasan yang menarik dengan nilai jual yang tinggi.
“…The PAL enzyme has a role as a major precursor in the biosynthesis of phenylpropanoid for the formation of secondary metabolites. Through the phenylpropanoid pathway, flavonoid and anthocyanin compounds will be formed (Taufika et al, 2016;Ekawati, 2018). Flavonoids are pigments that are usually found in plants, for example anthocyanins.…”
The flavonoid compounds in black rice (<em>Oryza sativa</em> L. <em>indica</em>) are very important for health, they serve, for instance, as antioxidants and anticancer. Giving compost tea of oyster mushroom waste (COMW) can increase plant growth and flavonoid content to black rice. This research aims to determine the effectiveness of COMW to increase the growth and flavonoid content of black rice. This experiment using completely randomized design with single factor of five COMW concentrations, four replicates respectively. The COMW was given at five different concentrations (0, 25, 35, 45 and 55%) from 25 to 45 days after planting. Parameters observed including plant height, fresh and dry weight of plants, fresh and dry weight of roots, fresh weight of grain, fresh and dry weight of total and flavonoid content. The results showed that COMW significantly increased black rice growth, the best growth was obtained by the concentration of 45% and the highest flavonoid content is by 35% concentration. No significant effect on crown height and canopy dry weight. There were significant effects on root fresh weight, shoot fresh weight, grain fresh weight, total fresh weight, root dry weight, dry weight grain, total dry weight and increased levels of flavonoids in black rice. From the research, it can be concluded that COMW increased both growth and flavonoids content of black rice.
“…Pemanenan daun kemuning dilakukan dengan cara pangkas panen daun beserta rantingnya pada ketinggian 75 cm dari permukaan tanah (Karimuna, 2015;Taufika, 2016). Dampak pemangkasan yang terusmenerus pada tanaman kemuning perlu dipelajari, sebab menurut PPTK (2006), tanaman teh yang terus-menerus dipangkas di ketinggian yang sama akan menurunkan produktivitas tanaman.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bahan tanaman yang digunakan adalah kemuning berumur 45 bulan setelah tanam (BST) yang telah ditumbuhkan pada jarak tanam 1 m x 1 m dan merupakan tanaman hasil penelitian sebelumnya dari tahun 2013 hingga 2015 (Utami, 2015;Karimuna, 2015;Taufika, 2016).…”
Pemanenan kemuning (Murraya paniculata (L.) Jack.), dengan cara pangkas di ketinggian yangsama terus-menerus dapat menyebabkan penurunan produksi. Penerapan pangkas berat terhadaptanaman kemuning belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukanketinggian pangkas dan dosis pupuk yang sesuai untuk mempertahankan atau meningkatkan produksidaun kemuning dan flavonoid. Penelitian dilakukan dari bulan Juli 2015 sampai Juli 2016. Percobaandilakukan di Kebun Percobaan Organik Institut Pertanian Bogor di Cikarawang, Bogor. Percobaanmenggunakan rancangan acak kelompok dengan dua faktor dan empat ulangan. Faktor pertama adalahtinggi pemangkasan yang terdiri atas 45, 60 dan 75 cm di atas permukaan tanah. Ketinggian 75 cmdidesain sebagai kontrol. Faktor kedua adalah kombinasi dosis pupuk kandang ayam (PA) dan abu sekam(AS), yaitu: tanpa pupuk (kontrol), 7 kg PA + 3 kg AS, dan 14 kg PA + 6 kg AS per tanaman per tahun.Panen dilakukan dua kali dengan interval empat bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggianpangkas 60 cm di atas permukaan tanah merupakan pemangkasan berat terbaik untuk pertumbuhan,produksi, dan produksi total flavonoid daun tanaman kemuning yang berusia 45-57 bulan setelah tanam(BST) setelah 4-6 kali panen, sementara perlakuan pemupukan tidak memberikan hasil yang berbedanyata.Kata kunci: abu sekam, kandungan pigmen, pupuk kandang ayam, tinggi pangkasan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.