Perusahaan manufaktur yang mengkhususkan diri dalam pengolahan hasil hutan menjadi produk jadi berupa kayu lapis menghadapi tantangan terkait manajemen work in process (WIP) di berbagai stasiun kerja, termasuk pada stasiun pengeringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengusulkan solusi melalui penerapan metode kanban untuk mengurangi WIP. Langkah-langkah yang dilakukan mencakup penentuan penjadwalan produksi, perancangan format kanban, penentuan aliran kanban, penentuan kapasitas kontainer, perhitungan jumlah kanban, dan perbandingan jumlah WIP sebelum dan sesudah implementasi sistem kanban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lantai produksi kayu lapis, terdapat 22 kartu kanban produksi dan 33 kartu kanban tarik yang beredar di setiap stasiun kerja. Implementasi sistem kanban berhasil menghasilkan penurunan signifikan sebesar rata-rata 99% pada jumlah WIP.