Procedures for Social Volunteers in Rehabilitating Patients with Mental Disorders in A Rural Community of Bandung

Rosyad, Rifki; Naan, Naan; Busro, Busro

doi:10.15575/jt.v4i2.12824

Cited by 3 publications

(3 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…For example, the material contained in chapter II, namely, 'as social beings, we need a harmonious, good and balanced life so that no one is harmed, wronged and reduced, so we must apply honest behavior ' (p, 18). This narrative describes a fair or balanced attitude in dealing with any situation and condition, especially fairness in assessing the diversity of every difference in Indonesia due to religion, ethnicity, race, class, and culture (Rosyad, Naan & Busro 2021).…”

Section: Fairnessmentioning

confidence: 99%

Religious moderation in Islamic religious education textbook and implementation in Indonesia

Mulyana

2023

HTS Teologiese Studies / Theological Studies

View full text Add to dashboard Cite

This study aims to investigate the concept of religious moderation in the form of values contained in Islamic religious education textbooks at the junior high school level and to analyse how these values are implemented in Bandung, West Java schools. This article employs qualitative data collection techniques, including a literature review, observation, and interviews. The study finds that the content of moderation values, such as non-violence, egalitarianism and fairness, and tolerance, aligns with the Indonesian government’s religious moderation pillars. The study also reveals that the implementation of moderation values has been carried out, especially by Islamic religious education teachers, resulting in a safe and respectful school environment for Muslim and non-Muslim students alike. The implementation of non-violence values aims to prevent students from being exposed to extremist Islamic groups. Meanwhile, egalitarianism and fairness values emphasise the equality of every human being and place every religious community in a middle position between two opposite poles. Lastly, tolerance values emphasise the importance of religious freedom and the principle of national commitment, requiring every person and religious community to maintain their national commitment without feeling that their group has the highest rank. Furthermore, the study discovered that the implementation of moderation values based on textbooks had been carried out, particularly in two schools in Bandung City that involved the collaborative participation of students and teachers.Contribution: This finding contributes to the study of religious moderation in the general school at the primary education level. Until now, the study of religious moderation has mostly focused on the discourse of social movements and the atmosphere of Islamic education, namely Islamic boarding schools.

show abstract

Section: Fairnessmentioning

confidence: 99%

Religious moderation in Islamic religious education textbook and implementation in Indonesia

Mulyana

2023

HTS Teologiese Studies / Theological Studies

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Walaupun terdapat juga kaum minoritas dalam lingkup mayoritas masyarakat Palembang yang muslim, tetapi tidak menjadikan alasan dalam praktik antar lintas agama dan budaya guna menjaga kerukunan umat beragama dan menjaga masyarakat dari perpecahan di tengah perbedaan. Dalam praktiknya, masyarakat Kampung Kapitan memaknai adat istiadat dan kebiasaan dengan ciri khasnya sendiri (Handoko, 2022;Rosyad et al, 2021).…”

Section: Pendahuluanunclassified

Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Sedekah Kampung di Palembang, Sumatera Selatan

Pahlevi,

Rosyad,

Kuswana

2023

jis

View full text Add to dashboard Cite

Belakangan ini banyak pandangan mengenai tradisi yang dianggap praktik kolot dan sudah ketinggalan zaman sekali. Padahal tradisi dan kearifan lokal merupakan adat dan kebiasaan yang masih eksis sampai saat ini. Banyak fenomena menarik mengenai tradisi kearifan lokal yang dapat bersinergi dalam merawat dan menjaga kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti tradisi yang mengandung nilai kerukunan yang terdapat di Kampung Kapitan Palembang, Sumatera Selatan. Kampung ini merupakan kampung yang terdiri dari masyarakat yang majemuk dan heterogen tetapi dapat hidup rukun berdampingan, dan melakukan kegiatan aktivitas bersama. Ada berbagai macam tradisi yang ada pada Kampung Kapitan salah satunya yaitu tradisi sedekah kampung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif-dekriptif dengan model penelitian lapangan. Pengumpulan datanya terdiri dari teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Temuan dari penelitian ialah terdapat beberapa macam jenis bentuk kerukunan yang terjadi di Kampung Kapitan yaitu kerukunan antar intern umat masing-masing satu agama dengan bentuk ukhuwah islamiah dan kerukunan antar umat yang berbeda agama dengan bentuk toleransi. Pelaksanaan sedekah kampung telah menumbuhkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan yang memiliki dampak positif terhadap menumbuhnya sikap kerukunan dan keharmonisan. Beberapa faktor penyebab terjaganya kerukunan umat beragama yaitu adanya sifat toleransi, menghargai kebebasan beragama, menghargai umat agama lain dan berfikir secara positif. Keempat unsur tersebut sangat relevan dalam merawat serta menjaga kerukunan umat beragama di Kampung Kapitan.

show abstract

“…According to Parsons the system of definite action influences them. Social reality forces the Parsons system of action to work to provide information about the environment in accommodating the needs that arise, so that various criteria regarding the realization of a social object are always based on collective agreement (Rosyad et al, 2021). Norms and values believed collectively are fundamental to the community, which focuses on social structures based on tacit agreement (Haack & Sieweke, 2018).…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Manifestation of Social Action System on The Gogopet Racing Circuit in Petir Village

Rochyat

Fuad

Wiyono

2022

Temali.

View full text Add to dashboard Cite

Penelitian dengan objek material yang membahas tentang fenomena keberlangsungan arena bermain yang terbentuk dan terpelihara pada sistem sosial di wilayah Desa Petir, Kabupaten Serang, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengungkap alasan masyarakat berperan dalam pelestariannya di balik manifestasi fenomena sirkuit karting di desa Petir (Gogopet) di daerah tersebut. Metode penelitian kualitatif diikuti dengan strategi penelitian fenomenologis yang akan digunakan dalam menemukan fenomena manusia dalam memahami, mengalami, menafsirkan, dan memproduksi objek sosialnya dan makna yang ditimbulkannya. Paradigma fakta sosial Emilie Durkheim digunakan sebagai cara untuk melihat konteks hakikat fenomena sosial dalam menghasilkan objek sosial ini. Pendekatan Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons menyertai metode pencarian sifat gejala tindakan komunitas pada sistem objek sosial, yaitu teori A.G.I.L. dari Parsons digunakan atas dasar tindakan aktor sebagai pisau bedah penelitiannya. Penelitian ini menghasilkan penjelasan mengenai keberlanjutan sirkuit balap Gogopet di desa Petir yang merupakan suatu keharusan, dimana terdapat keterkaitan timbal balik antara kebutuhan masyarakat desa dengan pemilik, dan dengan kewajiban pemerintah daerah dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dari komunitas.

show abstract

Procedures for Social Volunteers in Rehabilitating Patients with Mental Disorders in A Rural Community of Bandung

Cited by 3 publications

References 0 publications

Religious moderation in Islamic religious education textbook and implementation in Indonesia

Religious moderation in Islamic religious education textbook and implementation in Indonesia

Kerukunan Umat Beragama dalam Tradisi Sedekah Kampung di Palembang, Sumatera Selatan

Manifestation of Social Action System on The Gogopet Racing Circuit in Petir Village

Contact Info

Product

Resources

About