2021
DOI: 10.18326/iciegc.v1i1.48
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Problematika Konseling Multikultural Pada Pelaksanan Bimbingan Konseling Di SMP Negeri 8 Rejang Lebong

Abstract: The importance of multiculturalism counseling because through this personal social guidance individuals can learn to adapt, understand the culture in different environments, and the diversity of cultures that exist. This study discusses the Problems of Multicultural Counseling Case Studies of SMP Negeri 8 Rejang Lebong ". Meanwhile, this type of data uses primary and secondary data with data collection through interviews, observation and documentation. In addition, the data analysis technique used data reducti… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 2 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Temuan dari beberapa sumber artikel bahwa pada kenyataannya yang terjadi dilapangan, konselor memiliki masalah hambatan dalam proses konseling multikultural. Hambatannya adalah konselorbelummemahami budaya masing-masing siswa serta masih memaksakan sudut pandang nilai budaya konselor sendiri terhadap konseli yang berbeda budaya (Hajjar & Indrawaty, 2014); konselor harus benar-benar memahami siswa dengan budayanya masing-masing, orang tua kurang ikut berpartisipasi terhadap anaknya yang bermasalah (Kurniaty et al, 2021); konseli yang tertutup dengan budaya menyebabkan konselor kesulitan untuk membangun hubungan kedekatan kepada konseli (Seprianto, Kardina, Nurmal, & Wahyudi, 2023).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Temuan dari beberapa sumber artikel bahwa pada kenyataannya yang terjadi dilapangan, konselor memiliki masalah hambatan dalam proses konseling multikultural. Hambatannya adalah konselorbelummemahami budaya masing-masing siswa serta masih memaksakan sudut pandang nilai budaya konselor sendiri terhadap konseli yang berbeda budaya (Hajjar & Indrawaty, 2014); konselor harus benar-benar memahami siswa dengan budayanya masing-masing, orang tua kurang ikut berpartisipasi terhadap anaknya yang bermasalah (Kurniaty et al, 2021); konseli yang tertutup dengan budaya menyebabkan konselor kesulitan untuk membangun hubungan kedekatan kepada konseli (Seprianto, Kardina, Nurmal, & Wahyudi, 2023).…”
Section: Pendahuluanunclassified