“…Kejadian preeklamsi di Kabupaten Banyumas ISSN: 2808-1021 pada tahun 2020 adalah 599 yang mana mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 556 pada tahun 2019. Prevalensi preeklamsi dengan komplikasi di rumah sakit rujukan Kabupaten Banyumas tahun 2017-2020 yaitu sebesar 2,30% (Wulandari & Pangesti, 2020) Penyebab dari kejadian preeklampsia belum diketahui secara pasti Namun diketahui adanya beberapa faktor risikop enyebab preeklampsia yaitu faktor keluarga serta faktor ibu seperti usia, paritas, IMT, gemelli, jarak kehamilan, serta riwayat ibu seperti keguguran, preeklamsi, dan riwayat hipertensi sebelumnya, faktor ayah seperti usia ayah serta riwayat medis ayah, serta faktor lain-lain seperti perokok, kesehatan mental, dan aktivitas fisik, (Mansjoer et al, 2001: Magee et al, 2016 Penelitian lain juga menyebutkan bahwa antara riwayat hipertensi dan obesitas memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian preeklampsia, Peneliti lain mengakatan bahwa faktor risiko yang paling penting untuk angka preeklamsia adalah riwayat hipertensi ibu dengan riwayat hipertensi memiliki risiko preeklamsia sebesar 7,4 kali lebih tinggi dibandingkan ibu tanpa riwayat preeklamsia. (Purwanti et al, 2021Kasriatun et al, 2019 Peran seorang bidan dalam melakukan pelayanan salah satunya untuk mendeteksi dini faktor risiko kehamilan terutama preeklamsia, oleh sebab itu, peneliti mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian terhadap Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan riwayat hipertensi dengan kejadian preeklamsia di Puskesmas wilayah Kabupaten Banyumas.…”