Prediksi Kebangkrutan Pt Asuransi Jiwasraya Dan Pt Prudential Life Insurance : Aplikasi Metode Altman Z-Score

Abstract

Insurance companies are non-bank financial institutions engaged in services to overcome the risks that will occur in the future so that it is expected not to go bankrupt. The purpose of this study was to compare the potential bankruptcy of PT Asuransi Jiwasraya and PT Prudential Life Insurance for the period 2010 to 2017 using the Altman Z-Score method. Bankruptcy itself is a condition in which a company does not have sufficient funds to run its business again. The initial symptoms of bankruptcy are financial distress, which is characterized by uncertainty about the company's profitability in the future. Based on the research results of PT Asuransi Jiwasraya in 2010, 2011, 2012, 2015 and 2016 are in the gray zone or have the potential to go bankrupt. In 2013, 2014 and 2017 were in danger zones or bankrupt companies. While the results of research at PT Prudential Life Insurance show during the period 2010-2017 included in the gray zone or the potential for bankruptcy.

Analisis Model Altman Z-Score dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia

“…Selain bagi perusahaan, asuransi untuk mengurangi risiko juga diperlukan bagi perorangan yang menghadapi kejadian yang tidak pasti. Risiko dapat di deskripsikan suatu keadaan yang tidak pasti akan terjadi pada masa mendatang, sehingga untuk meminimalisir risiko di kemudian hari baik itu perusahaan maupun individu harus dilindungi (Amanda & Atahau, 2020). Perusahaan asuransi syariah di Indonesia juga berkembang pesat meski belum begitu dikenal seperti bank syariah.…”

“…Kebangkrutan adalah suatu keadaan perusahaan yang tidak mampu menjalankan suatu usahanya dikarenakan tidak mencukupi dalam finansial. Untuk melihat tanda-tanda dari kebangkrutan bisa dilihat melalui rasio keuangan (Amanda & Atahau, 2020). Sedangkan, kebangkrutan menurut Islam yaitu pailit atau Iflas yang artinya seseorang yang memiliki hutang melebihi dari hartanya kemudian orang tersebut mengalami kegagalan dalam keuangan atau bangkrut sebagai orang yang mengalami bangkut biasanya akan dilakukan suatu penahanan dengan harta yang dimiliki atau disebut dengan hajr (Maulidha et al, 2014).…”