2019
DOI: 10.25077/majis.1.1.5.2019
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Politik Kekuasaan Girisawardhana Dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit Karya Damar Shashangka

Abstract: Kajian ini membicarakan tentang politik kekuasaan di Majapahit yang terjadi pada tahun 1373-1380 Saka atau sekitar tahun 1451-1457 Masehi. Dalam hal ini, politik kekuasaan merujuk pada penyalahgunaan wewenang dan konspirasi politik yang dilakukan oleh Girisawardhana (raja Majapahit yang baru) untuk meperluas wilayah kekuasaannya. Politik kekuasaan dalam Novel Sabdo Palon Pudarnya Surya Majapahit Karya Damar Shashangka juga dapat ditemukan melalui memanasnya situasi politik di Majapahit pasca Girisawardhana mem… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2020
2020
2020
2020

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Hal demikian dialami oleh tokoh Bhre Kertabhumi di dalam novel Sabda Palon Pudarnya Surya Majapahit. Meskipun tema ini belum pernah diteliti sebelumnya, setidaknya ada beberapa buah penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan artikel ini, yaitu terkait dengan politik kekuasaan Girisawardhana yang terjadi di kerajaan tersebut (Fatma, 2019a); juga yang terkait dengan peran Putri Champa (Efendy et al, 2013); serta yang membahas fenomena realisme magis dalam novel tersebut (Fatma, 2019b). Keempat artikel itu, tidak satupun yang menganalisis makna kelima tanda yang telah disebutkan terdahulu.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal demikian dialami oleh tokoh Bhre Kertabhumi di dalam novel Sabda Palon Pudarnya Surya Majapahit. Meskipun tema ini belum pernah diteliti sebelumnya, setidaknya ada beberapa buah penelitian terdahulu yang dipandang relevan dengan artikel ini, yaitu terkait dengan politik kekuasaan Girisawardhana yang terjadi di kerajaan tersebut (Fatma, 2019a); juga yang terkait dengan peran Putri Champa (Efendy et al, 2013); serta yang membahas fenomena realisme magis dalam novel tersebut (Fatma, 2019b). Keempat artikel itu, tidak satupun yang menganalisis makna kelima tanda yang telah disebutkan terdahulu.…”
Section: Pendahuluanunclassified