Persepsi Masyarakat Terhadap Pengelolaan Taman Wisata Alam Telaga Warna Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

Abstract

The existency of conservation areas and surrounding communities is an inseparable part. The interaction of the people with the forest area is influenced by the perception of local community surrounding the forest. This study was aimed to describe the community's knowledge about the Nature Tourism Park (NTP) and community perceptions of the management of NTP. This research was conducted in May - June 2020 in Tugu Utara Village, Cisarua District, Bogor. Data obtained through field observations, interviews, questionnaires and literature studies, and were analyzed quantitatively by describing the percentage of people's understanding of the management of NTP. The results show that the community has high knowledge of the NTP concept, function and role of NTP, NTP management and community participation in NTP management and the community has a good level of understanding about the existence and role and function of NTP for the community, a good understanding of the active role of the community. in the management of TWA and the importance of building cooperation in the management of NTP. Therefore, it is necessary to make efforts to increase the role and participation of the local community in the effort to utilize the potential of the area and its preservation.

Communities Interaction with Sumatran Tiger (Panthera tigris sumatrae) in the Buffer Zone of Batang Gadis National Park

“…Some people think that the tiger is an animal that plays an important role in the balance of the ecosystem. This is in line with the opinion of [11] which states that protecting key species is very important in conservation because if one species disappears from the conservation area, other species will also disappear. In addition, that the main predator is one of the most important species because it controls the number of herbivore populations.…”

Manajemen Akomodasi Syariah Di Pulau Lombok

“…Pariwisata di dunia terus berkembang dan mulai melampaui sektor minyak, gas, hasil hutan, pertanian, dan lain-lain (Dulkiah, 2020). Pariwisata merupakan sektor jasa yang menjanjikan sehingga berkembang menjadi primadona tersendiri bagi tatanan ekonomi lokal, nasional, dan global (Suherlan, 2015). Menurut The Global Travel Muslim Index (GMTI) 2019, jumlah wisatawan Muslim di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat menjadi 230 juta pada tahun 2030.…”

Potensi Pariwisata Syariah Dalam Membangun Perekonomian Umat

“…Sementara itu, pariwisata berperan penting pula dalam penyerapan tenaga kerja, yang mana 10.18 juta jiwa atau sebesar 8,9% penduduk Indonesia berpenghasilan dari sektor pariwisata (Suherlan, 2015). Hal ini mengakibatkan sektor pariwisata berada di posisi ke-4 tertinggi dalam penyedia tenaga kerja di Indonesia.…”

“…Wisata Syariah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pariwisata konvensional yang sama-sama menawarkan produk dan jasa dalam kegiatannya. Hal yang menjadi pembeda terlihat dari berbagai hal yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang berdasar pada nilai-nilai syari'at Islam (Suherlan, 2015). Obyek wisata bisa dimasukan makna dan nilai-nilai agama Islam sebagai bentuk peningkatan daya spiritualitas.…”

“…Pariwisata Syariah memiliki produk dan jasa wisata yang tidak jauh berbeda dengan konsep wisata konvensional, Hal yang menjadi pembeda terletak pada hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang berdasar pada nilai-nilai syari'at Islam (Suherlan, 2015). Berikut beberapa kegiatan wisata dalam pariwisata Syariah: wisata alam, wisata budaya, wisata religi, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata buatan, wisata rekreasi, dan wisata konvensional lainnya yang diinterpretasikan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.…”