2018
DOI: 10.20961/hsb.v2i1.19604
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pernikahan Adat Jawa Di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

Abstract: Javanese traditional wedding ceremony is a legacy of the tradition of the Royal ABSTRAKUpacara pernikahan adat Jawa merupakan warisan dari tradisi Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Upacara pernikahan dalam budaya Jawa berpegang pada aturan baku/pakem. Aturan dan tata cara tersebut tidak hanya memperlihatkan nilai keindahan (estetik) semata, tetapi juga mengandung makna filosofis. Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Klaten masih berusaha menjunjung nilai budaya Jawa dalam prosesi pernikahan. Tujuan penelitian ini a… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
6

Year Published

2020
2020
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 12 publications
(12 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
6
Order By: Relevance
“…A change of the groom is a must provided by the bride's family (Pratama & Wahyuningsih, 2018). Pa'pisalingi clothes are a form of item that symbolizes that the man and his family have been well received by the bride and her family so that they have no worries about performing ijab qabul tomorrow.…”
Section: A'pissalingimentioning
confidence: 99%
“…A change of the groom is a must provided by the bride's family (Pratama & Wahyuningsih, 2018). Pa'pisalingi clothes are a form of item that symbolizes that the man and his family have been well received by the bride and her family so that they have no worries about performing ijab qabul tomorrow.…”
Section: A'pissalingimentioning
confidence: 99%
“…Kondisi demikian menunjukkan bahwa masih kentalnya tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap keberkahan pitungan Jawa yang dilakukannya. Seperti halnya pitungan hari baik dalam pernikahan (Pratama & Wahyuningsih, 2018).…”
Section: Bentuk Implementasi Pitungan Jawa DI Kelurahan Temasunclassified
“…Sementara itu, interpretasi secara simbolik pemakaian bahasa nonverbal dalam acara upacara adat perkawinan gaya Yogyakarta dapat diartikan bahwa setiap perlengkapan upacara adat perkawinan mengandung makna simbolik yang bersifat filosofis (Singgih, 2017 (Pratama, 2018). Ketika mengajukan lamaran, di samping pihak pria menyampaikan maksud secara verbal, sekaligus ada tindakan nonverbal yang dilakukan, yaitu membawa berbagai barang dan cincin utuk paningset sebagai konteks bahasa verbal.…”
Section: Landasan Teoriunclassified