Perilaku Politik Budaya Jawa dalam Warga Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur

Abstract

penelitian ini dibuat dengan rumusan masalah bagaimana budaya masyarakat Jawa dalam memilih pemimpin, serta bagaimana hubungan budaya Jawa dan perilaku warga desa Tanjung Mas Kecamatan Buay Madang Timur Kabupaten OKU Timur. Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang mana pada jenis penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan gambaran pada permasalahan yang ada di lokasi penelitian untuk menjawab rumusan masalah, kemudian teknik penelitian menggunakan cara observasi, wawancara yang dilakukan kepada masyarakat desa Tanjung Mas untuk mendapatkan informasi dan dokumentasi yang dilakukan di kantor desa Tanjung Mas yang digunakan untuk data tambahan.
 Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hubungan budaya Jawa dan Perilaku Politik warga desa Tanjung Mas saling berhubungan,hal ini dibuktikan dengan masih terjaga dan diterapkannya tradisi suku Jawa didesa Tanjung Mas dan kekerabatan yang erat menjadi salah satu segi yang dilihat dalam memilih seorang pemimpin yang secara teori perilaku memilih terdapat dalam pendekatan sosiologis, yang mana dalam pendekatan ini dalam memilih seorang pemimpin atau kandikat melihat dari segi suku, keluarga (kekerabatan), agama, etnis dan ekonomi

Budaya Jawa dan Peranannya dalam Nilai-Nilai Kepemimpinan

“…Permasalahannya yaitu kurangnya kesadaran para pemimpin untuk mengatasi permasalahan sosial yang ada misalnya angka kemiskinan yang kian meningkat, pengangguran yang semakin banyak, angka kriminalitas, dan lainnya (Arianto, 2021;Wibowo, 2020). Kepemimpinan di negara Indonesia yang saat ini sedang berada diujung tanduk berdasar pada lemahnya kesadaran pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan (Hartati et al, 2021a). Permasalahan kemiskinan yang kian meningkat, pengangguran yang semakin banyak, angka kriminalitas dan asusila yang semakin merebak di kalangan anak-anak, belum lagi masalah pendidikan yang bergonta ganti kurikulum pendidikan, inefisiensi pelayanan publik, dan maraknya kasus korupsi (Eliezar, 2020).…”

“…Selain itu, harus mengetahui arti dari nilai budaya tersebut terhadap sifat kepemimpinan agar permasalahan yang ada bisa teratasi (Sudarso, 2017;Suherman, 2018). Esensi nilai-nilai kepemimpinan budaya Jawa adalah mengedepankan sikap harmoni dan keselarasan, bagaimana menangani konflik, mudah melakukan kompromi dan dinamis, serta mempunyai sikap arif dan bijaksana (Eliezar, 2020;Hartati et al, 2021b). Budaya Jawa terpilih sebagai variabel dalam penelitian ini karena kebudayaan masyarakat dari suku Jawa banyak berperan dalam kebudayaan nasional di Indonesia.…”

“…(sombong terhadap pangkat, harta, dan kepintaran yang dimiliki untuk meremehkan orang lain); Aja dumeh (jangan merasa "paling"); Mawas diri (melihat diri sendiri, kekurangan maupun kemampuan diri); Tepa slira (toleransi atau tenggang rasa, menghargai orang lain); Unggah-ungguh (bisa menempatkan diri dimanapun berada); Jujur (berkata apa adanya); Rukun (kehidupan yang damai); Kerja keras (kegiatan yang dilakukakan dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah sebelum target tercpai); Tanggung jawab (menanggung segala sesuatu yang telah diberikan). Rumangsa melu handarbeni, rumangsa wajib hangrungkebi (merasa ikut mempunyai; dan merasa wajib membela) (Hartati et al, 2021a;Prayogi et al, 2019).…”