Pergeseran Modal Sosial dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Belimau Di Dusun Limbung Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka

Abstract

Praktik upacara adat mandi belimau merupakan salah satu ritual adat yang diselenggarakan oleh masyarakat Dusun Limbung menjelang bulan puasa ramadhan. Ada kekhasan yang muncul dari praktik upacara adat ini yaitu partisipasi masyarakat dalam memeriahkan kegiatan ritual adat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang pergeseran modal sosial dalam pelaksanaan upacara adat mandi belimau di Dusun Limbung, Desa Jada Bahrin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka yang saat ini diahlikan pelaksanaanya di Desa Kimak. Teori yang digunakan untuk menganalisis dinamika dalam pelaksanaan upacara adat mandi belimau yaitu teori modal sosial Fukuyama. Adapun metode penelitian adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi terlibat, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan upacara adat mandi belimau dapat menyatukan elemen-elemen masyarakat dalam memeriahkan kegiatan. Upacara adat disinyalir menjadi modal sosial masyarakat dalam menciptakan keharmonisan sosial. Namun, upacara adat ini mengalami pergeseran terkait dengan pelaksanaan upacara atau ritual mandi belimau yang ada di Dusun Limbung, Desa Jada. Kondisi ini disebabkan beberapa factor salah satu diantaranya yakni perubahan pola pikir masyarakat yang semakin berkembang dan realistis terhadap pelaksanaan upacara adat mandi belimau.Pola pikir ini menyebabkan modal sosial masyarakat mengalami pergeseran sehingga ritual upacara adat mandi belimau diahlikan di Desa Kimak, Kecamatan Merawang, Kabupaten Bangka. Dinamika pergeseran modal sosial ini memunculkan beberapa respon dari masyarakat umum yang dirasakan sangat subjektif.

Ethnobotany of plants used in traditional ceremonies in Tanjung Botung Village, North Sumatra, Indonesia

“…As long as the traditional ceremony exists, the types of plants must also be maintained. According to [10] each region has a variety of traditions, each region related to its traditions has different local values and uniqueness. One of the unique features of each existing tradition is the traditional ceremony.…”

Analysis of Marketing Strategy and Social Capital on the Performance of Batik MSMEs in Sidoarjo After-Covid-19 Pandemic

“…In a parallel vein, Robert D. Putnam's discourse, captured within Field (2011), unveils social capital as the beating heart of communal existence, encompassing the intangible essence of networks, norms, and trust, which harmonize collective efforts towards shared aspirations. Similarly, Herdiyanti (2017) echoes this sentiment, portraying social capital as a reservoir brimming with the shared values and informal norms that foster profound collaboration among group members. Yet, at its essence, social capital transcends the mere sum of its parts, encapsulating the intricacies of human behavior -the propensity for collaboration, the art of collective engagement, and the unwavering commitment to communal goals, as expounded by Suryono in the works of Ramadhan and Sukarno (2021).…”

“…This study aligned with previous research on the marketing strategy impact on purchasing decisions for Yamaha motorcycles and Honda Jazz cars, reinforcing the importance of marketing strategies across different products. Herdiyanti et al (2017) state that the dimensions of social capital and its application indicators by the community in managing natural potential become the main strategy for survival. Their research on the Dusun Limang community utilizes social capital as an asset to build local economic structures and improve the collective economy.…”

Fungsi Ritus Gewu Dalam Tata Berladang Tradisional Pada Masyarakat Desa Tendakinde Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo

“…Atraksi seni ini untuk mengungkapkan kegembiraan warga suku suku atas hasil panen yang diperoleh karena dukungan leluhur dan berkat Wujud Tertinggi." Herdiyanti (2017) mengatakan ritual merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan secara bersama oleh masyarakat dalam suatu komunitas sebagai bentuk identitas budaya lokal yang sangat penting bagi masyarakat yang dilaksanakan dalam periode tertentu, misalnya ritual perkawinan, kematian, keagamaan yang dilaksanakan secara turun temurun yang memiliki makna dan tujuan yang terkandung didalamnya.…”