Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan tentang pengaruh gaya kepemimpinan paternalistik dan kepemimpinan melayani terhadap komitmen organisasi dan kepuasan kerja, dengan persepsi kebijakan organisasi berfungsi sebagai faktor mediator. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang memiliki pemimpin dengan jumlah responden sebanyak 153 orang. Untuk menghasilkan temuan ini, peneliti menggunakan teknik analisis Structural Equation Model (SEM), yang membantu dalam mengevaluasi hipotesis dan hipotesis yang diusulkan. Kepuasan kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dalam melayani dalam memberikan prioritas kepada timnya, dengan mendengarkan dan memperhatikan apa yang dibutuhkan, seorang pemimpin dapat membuat karyawan merasa dihargai dan termotivasi untuk bekerja lebih keras. Namun, kepuasan kerja tidak berkorelasi signifikan dengan pendekatan kepemimpinan yang melayani. Studi ini menekankan pentingnya mendorong loyalitas dan kepercayaan pelanggan untuk meningkatkan niat membeli kembali. Selanjutnya, persepsi organisasi politik yang mempengaruhi komitmen organisasi dengan karyawan merasa skala politik organisasi di tempat kerja, seperti persaingan tidak sehat atau pemilihan berdasarkan hubungan pribadi daripada kinerja pekerjaan, akan berdampak negatif terhadap komitmen mereka terhadap organisasi. Gaya kepemimpinan paternalistik tidak berdampak positif terhadap komitmen organisasi karena metode penelitian ini lebih dominan dan otoriter serta memberikan lebih sedikit ruang bagi karyawan untuk berpartisipasi aktif. Implikasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa perusahaan harus memprioritaskan budaya dan prinsip organisasi, mendukung kepemimpinan paternalistik, dan strategi persepsi politik organisasi yang akan meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen karyawan. Gaya kepemimpinan tertentu dan penerapan strategi persepsi politik organisasi dapat membantu meningkatkan kepuasan karyawan dan komitmen mereka terhadap organisasi secara keseluruhan. Penelitian di masa depan dapat memperluas cakupan variabel dan sampel yang lebih luas untuk memperdalam pemahaman tentang variabel lain, seperti lingkungan kerja yang mendukung, peluang untuk kemajuan dalam karier, dan pembagian sumber daya yang adil, yang dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen kerja seseorang di tempat kerja.