2021
DOI: 10.25181/jofsa.v5i2.1931
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Perbandingan Produktivitas, Biaya Pokok Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Organik Dan Nonorganik Di Kabupaten Pringsewu

Abstract: Pringsewu Regency has the highest organic rice production area in Lampung Province, but organic rice productivity is low. Farmers have not fully carried out organic rice farming, most farmers are farming nonorganic rice. This is because farmers think that low productivity causes the income of rice farmers decreased. This study aims to analyze the differences in productivity, costs, and income of organic and nonorganic rice farming in Pringsewu Regency. Data were collected in two sub-districts which are organic… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 5 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Namun masih ada persoalan dalam praktik pertanian berkelanjutan terutama untuk padi organik yaitu produktivitas masih rendah (Permatasari, et al, 2018), beberapa penelitian menunjukkan bahwa pertanian tanpa pestisida kimia berpendapat bahwa usahatani tersebut belum memberikan peluang yang menguntungkan secara ekonomi bagi pelaku (Ningsih et al, 2019), dan biaya investasi untuk pertanian organic relatif tinggi (Presilla, 2018). Di Indonesia pertanian berkelanjutan pada studi kasus pertanian organic belum berkembang, namun sejak tahun 2010 pemerintah mendorong untuk mengembangkan program Kembali ke organic (go organic) (Nurhidayati et al, 2021). Begitu halnya penelitian tentang usahatani padi di Siak dengan pendekatan nilai ordinasi MDS dengan 4 dimensi (ekologi, social, dan kelembagaan) menunjukan cukup berkelanjutan.…”
Section: Konsepunclassified
“…Namun masih ada persoalan dalam praktik pertanian berkelanjutan terutama untuk padi organik yaitu produktivitas masih rendah (Permatasari, et al, 2018), beberapa penelitian menunjukkan bahwa pertanian tanpa pestisida kimia berpendapat bahwa usahatani tersebut belum memberikan peluang yang menguntungkan secara ekonomi bagi pelaku (Ningsih et al, 2019), dan biaya investasi untuk pertanian organic relatif tinggi (Presilla, 2018). Di Indonesia pertanian berkelanjutan pada studi kasus pertanian organic belum berkembang, namun sejak tahun 2010 pemerintah mendorong untuk mengembangkan program Kembali ke organic (go organic) (Nurhidayati et al, 2021). Begitu halnya penelitian tentang usahatani padi di Siak dengan pendekatan nilai ordinasi MDS dengan 4 dimensi (ekologi, social, dan kelembagaan) menunjukan cukup berkelanjutan.…”
Section: Konsepunclassified