Pasien yang melakukan operasi mengalami kerusakan jaringan akibat tindakan operasi dan menimbulkan nyeri. Nyeri yang dialami termasuk ke dalam jenis nyeri akut. Penanganan nyeri merupakan hal yang penting diperhatikan karena dapat memiliki dampak, seperti stres, kecemasan, depresi, serta menghambat penyembuhan. Perawat sebagai pemberi asuhan bertugas untuk memberikan intervensi secara optimal kepada pasien untuk melakukan manajemen nyeri. Penanganan nyeri utamanya menggunakan terapi farmakologis, Adapun terapi non farmakologis seringkali tidak digunakan dan dianggap bukan merupakan intervensi yang penting padahal terapi tersebut memiliki banyak manfaat. Di ruang bedah bimasakti, banyak pasien mengeluhkan nyeri karena tindakan pembedahan. Perawat ruangan lebih berfokus kepada penatalaksanaan manajemen nyeri secara farmakologis, sedangkan terapi non farmakologis belum dilakukan secara optimal. Selain itu, pemantauan nyeri belum dilakukan secara komprehensif. Meninjau penatalaksanaan terapi non farmakologis yang dilakukan oleh perawat di ruangan dan mengoptimalkannya. Pertama, pengadaan sosialisasi terkait manajemen nyeri, penggunaan alat pengkajian nyeri kepada perawat di ruangan menggunakan bahan ajar yang telah disusun. Kedua, pembuatan media leaflet yang informatif serta video edukasi terkait manajemen nyeri non farmakologi. Ketiga, pelaksanaan pendidikan kesehatan manajemen nyeri non farmakologi kepada pasien. Pemberian sosialisasi terkait manajemen nyeri non farmakologi dan penggunaan alat pengkajian nyeri kepada perawat ruangan meningkatkan pengetahuan dan meningkatkan kesadaran untuk menerapkan kedua hal tersebut. Bahan ajar membantu perawat dalam kegiatan pendidikan kesehatan serta memperbaharui ilmu berdasarkan EBP