Dunia fashion tidak terlepas dari perkembangan busana, unsur budaya/kultur suatu bangsa, serta pengaruh busana dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian dunia fashion merupakan peluang bisnis yang positif di era globalisasi. Tentu saja, bangunan butik dapat digunakan untuk meningkatkan perekonomian sebagai produk yang menguntungkan dan produktif dalam era globalisasi ini. Keanekaragaman suku bangsa yang dimiliki oleh setiap negara, khususnya negara Indonesia, merupakan aset berharga yang perlu dijunjung dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia. Setiap suku bangsa memiliki tradisi budaya yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, nilai-nilai lokal yang terkandung dalam budaya tradisional tersebut perlahan mulai menurun. Berbicara tentang arsitektur di era globalisasi, sebagian orang berpendapat bahwa proses globalisasi akan membuat dunia arsitektur menjadi seragam, proses globalisasi akan menghapus identitas atau jati diri arsitektur, khususnya arsitektur lokal atau arsitektur etnik. Adanya konsep arsitektur etnik dapat dijadikan sebagai alat untuk melestarikan budaya bangsa agar ciri khas budaya tradisional tidak hilang pada suatu daerah. Penerapan arsitektur etnik di era sekarang sudah diterapkan pada bangunan butik. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan mengetahui penerapan konsep arsitektur etnik pada bangunan butik di Kampung Fashion Sukoharjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dalam studi kasus.