Bagi seorang penulis atau penerbit, memahami lanskap dan tren sastra di masa lalu akan menjadi penting agar tetap relevan saat ini. Artikel ini menelaah sistem dan model produksi yang dilakukan oleh Asmaraman S. Kho Ping Hoo dalam menerbitkan buku cerita silat Tionghoa Peranakan karya pada dekade ‘70-an hingga ‘80-an. Sebagai kerangka berpikir, dalam telaah ini digunakan teori sosiologi sastra Robert Escarpit yang secara khusus membicarakan proses produksi, distribusi, dan konsumsi karya sastra. Hasil telaah menunjukkan bahwa sistem produksi buku cerita silat karya Asmaraman S. Kho Ping Hoo berbeda dengan sistem produksi buku sastra pada umumnya. Sistem produksi ini secara historis berhubungan dengan tradisi sastra kaum Tionghoa Peranakan di Indonesia sebagai acuan proses kreatifnya. Dalam sistem produksi yang meliputi kegiatan penulisan cerita, pengolahan naskah cerita, pencetakan buku, dan distribusi buku, Asmaraman S. Kho Ping Hoo menggarap cerita silatnya dengan metode “kejar-tayang” tanpa pernah melibatkan pihak lain kecuali anggota keluarganya sendiri. Sementara itu, model produksi yang meliputi unsur penggunaan jenis kertas, bentuk cetakan, ukuran buku, ketebalan halaman, dan rancangan sampul, buku cerita silat Asmaraman S. Kho Ping Hoo sangat khas karena mengikuti model produksi buku populer kaum Tionghoa Peranakan pada awal abad kedua puluh. Studi ini pada akhirnya menggarisbawahi potensi sistem dan model produksi buku Kho Ping Hoo dapat berdampak dalam hal efisiensi, penyesuaian cerita, dan upaya pelestarian unsur budaya Tionghoa Peranakan.