Peran Dan Kontribusi Oif Umsu Dalam Pengenalan Ilmu Falak Di Sumatera Utara

Qorib, Muhammad; Zailani, Zailani; Radiman, Radiman; Amrizal, Amrizal; Rakhmadi, Arwin Juli

doi:10.22236/jpi.v10i2.3735

Cited by 4 publications

(4 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) merupakan salah satu yang berperan dalam pengembangan ilmu falak di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara. Kegiatan yang dilakukan di tempat ini antara lain pengamatan benda-benda langit, pengamatan awal bulan, dan pengamatan fajar dan senja (Qorib et al, 2019). Sebagai salah satu yang berperan dalam pengembangan ilmu falak di Indonesia, OIF UMSU merasa perlu untuk membuktikan apakah awal waktu malam di Indonesia terlalu cepat atau tidak untuk menjawab keresahan Volume 8, Nomor 2, November 2022 p-ISSN : 2460-9587 e-ISSN : 2614-7017 masyarakat karena masalah ini bersangkutan dengan ibadah yang dilakukan setiap hari .…”

Section: Gambar 1 Gambaran Umum Senja Dan Klasifikasinya Berdasarkan ...unclassified

Penentuan Waktu Malam Menggunakan Sky Quality Meter Dengan Pendekatan Moving Average

Putraga

Rakhmadi

Hidayat

et al. 2022

Orb. J. Pend. Ilm. Fis.

View full text Add to dashboard Cite

ABSTRAKDalam penelitian ini akan diukur tingkat kecerahan langit untuk mengetahui waktu menghilangnya cahaya merah syafaq yang ada di langit setelah matahari terbenam pada malam hari. Awal waktu malam atau waktu isya diisyaratkan oleh beberapa ulama dengan menghilangnya mega merah atau saat langit benar-benar gelap. Dalam pengukuran tingkat kecerahan langit menggunakan alat Sky Quality Meter (SQM) yang merupakan salah satu teknologi sensor cahaya non image dengan pendekatan pengolahan menggunakan metode Moving Average. Data diperoleh dari SQM yang diambil selama 12 hari berturut-turut pada bulan Maret saat Matahari berada di dekat Ekuator. Hasil penelitian dalam data yang telah diolah dan diproses menunjukkan bahwa awal waktu langit mulai gelap paling awal pada pukul 19:39:19 WIB pada dip matahari 16° 22’ 17” dan paling akhir pada pukul 19:46:12 WIB pada dip 17° 28’ 47”. Dapat disimpulkan dalam penelitian ini cahaya syafaq menghilang berdasarkan pengamatan dan pengolahan menggunakan metode Moving Average menunjukkan pada range 16° 22’ 17” sampai 17° 28’ 47”. Kata kunci: awal malam; isya; SQM; moving average. ABSTRACTIn this study, the night sky brightness was measured to determine the disappearance time of the reddish light of syafaq in the sky after sunset. The beginning of the night or Isya is hinted at by some scholars with the disappearance of the red sky or when the sky is completely dark. The measurement of the sky brightness using the Sky Quality Meter (SQM) instrument which is one of the non-image light sensor technologies with the Moving Average approach method. The data were obtained from 12 consecutive days in March when the Sun was near the Equator. The results of this study show that at the beginning of the time the sky begins to darken earliest at 19:39:19 WIB on the solar dip at 16° 22' 17" and the latest at 19:46:12 WIB at dip 17° 28' 47". It can be concluded in this study that the light disappear based on observation and processing using the Moving Average method shows in the range of 16° 22' 17" to 17° 28' 47". Keywords: night; isya; sqm; moving average.

show abstract

Section: Gambar 1 Gambaran Umum Senja Dan Klasifikasinya Berdasarkan ...unclassified

Penentuan Waktu Malam Menggunakan Sky Quality Meter Dengan Pendekatan Moving Average

Putraga

Rakhmadi

Hidayat

et al. 2022

Orb. J. Pend. Ilm. Fis.

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Observatorium merupakan sebuah bangunan yang digunakan untuk melakukan pengamatan tercatat terhadap benda-benda langit (13). Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU) merupakan sebuah lembaga di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) yang bergerak di bidang ilmu falak (astronomi) Yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengenalkan dan ilmu falak (astronomi) kepada masyarakat (14). OIF UMSU memiliki instrumen astronomi mulai dari instrumen klasik hingga instrumen modern (15).…”

Section: Pendahuluanunclassified

Pengembangan Media Ajar Lubang Hitam Menggunakan Model Pengembangan Addie

Setiawan

Rakhmadi

Raisal

2021

j. kumparan fis. j. teach. phys.

Self Cite

View full text Add to dashboard Cite

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kesulitan dalam proses pembelajaran adalah pendidik tidak menggunakan alat peraga. Lubang hitam merupakan suatu daerah dalam ruang-waktu dengan medan gravitasi begitu kuat bahkan cahaya tidak dapat lolos. Hal ini mengakibatkan lubang hitam tidak dapat diamati secara langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah media ajar tentang lubang hitam di Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU). Jenis penelitian ini adalah Research and Development (penelitian dan pengembangan). Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implemetation, dan Evaluation). Penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap Development. Berdasarkan penilaian dari dua validator untuk media, rata-rata nilai yang diperoleh adalah 76,88%. Dari segi media, media ajar lubang hitam ini masuk kategori cukup layak untuk dikembangkan. Berdasarkan penilaian dari dua validator untuk materi, rata-rata nilai yang diperoleh adalah 80,36%. Dari segi media, media ajar lubang hitam ini masuk kategori layak untuk dikembangkan. Rata-rata validasi dari ahli media dan ahli materi adalah 78,62% dengan kategori cukup layak.

show abstract

“…Modern astronomy is not only observing celestial phenomena but also studying the dynamics of celestial bodies to the final fate of this universal system. 1 The dynamics of celestial bodies have an impact on celestial body phenomena such as eclipses, planetary conjunctions, meteor showers, and solar activity. This astronomical phenomenon has not been widely known to the public, so they are more likely to build myths about phenomena that occur in the sky.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Astronomy Socialization in The Car Free Day Event in Palembang

Gustina

2021

ICE Journal

View full text Add to dashboard Cite

Astronomy was born from the needs of society, such as in agriculture and marinefields. However, many people are not familiar with astronomical phenomena, andthey tend to build myths about these phenomena. Efforts to introduce astronomyneed to be spread to society. Academics have introduced astronomy, but theymostly did in the school place. Adding astronomy to a broader community is doneby taking moments of Car Free Day (CFD) activities, for instance, at CFD inPalembang. The event aimed to educate people about astronomical phenomenaand observe the sun with a telescope and sunglasses. The community gaveresponses through questionnaires on a Likert scale. The society response wasoutstanding, with an average value of 3.53. As many as 95.83% of respondentsstated that it was necessary to hold this activity again.

show abstract

Peran Dan Kontribusi Oif Umsu Dalam Pengenalan Ilmu Falak Di Sumatera Utara

Cited by 4 publications

References 0 publications

Penentuan Waktu Malam Menggunakan Sky Quality Meter Dengan Pendekatan Moving Average

Penentuan Waktu Malam Menggunakan Sky Quality Meter Dengan Pendekatan Moving Average

Pengembangan Media Ajar Lubang Hitam Menggunakan Model Pengembangan Addie

Astronomy Socialization in The Car Free Day Event in Palembang

Contact Info

Product

Resources

About