Penyuluhan Penggunaan Listrik dari Sumber Energi Surya Di Pesantren Al Mukarramah Kabupaten Bandung

Abstract

Abstract. Al Mukarramah Boarding School is located in Bandung Regency, West Java Province. The total land area owned by this boarding school is 3000 m2 (three thousand square meters) consisting of several spaces and buildings. PLN is the main electricity source for lighting in this schools with a total power of 4400 VA and costs an average of Rp. 3,000,000.00 per month. This cost is certainly quite burdensome since not all santri are well-off to pay education coaching contributions (SPP) as a source of monthly operational costs. Therefore, efforts to reduce the costs borne by this school through alternative electricity sources need to be done. This was carried out in Community Service (PKM) through the installation of a simple Solar Power Plant. Counseling on how the PLTS works and the maintenance technique of PLTS is also provided so that PLTS can work well and can last a long time.Abstrak. Pesantren Al Mukarramah terletak di Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Luas tanah yang dimiliki pesantren ini sekitar 3000 m2 (tiga ribu meter persegi) yang terdiri dari beberapa ruang dan bangunan. Sumber listrik utama bagi penerangan di pesantren saat ini berasal dari PLN dengan total daya 4400 VA dan menghabiskan biaya rata-rata Rp 3.000.000,00 per bulan. Biaya sebesar ini tentunya cukup memberatkan sebab tidak semua santri berkecukupan untuk membayar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) sebagai sumber biaya operasional bulanan. Oleh karena itu, upaya untuk meringankan biaya yang ditanggung pesantren melalui sumber energi listrik alternatif perlu dilakukan. Hal ini dilaksanakan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) melalui pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sederhana. Penyuluhan tentang cara kerja dan teknik pemeliharaan PLTS ini juga diberikan agar PLTS dapat bekerja dengan baik dan bertahan lama.

Peningkatan Kompetensi Masyarakat Melalui Pelatihan Dan Perancangan Instalasi Listrik Panel Surya

“…Pada sel surya, semikonduktor jenis n berada pada lapisan yang menghadap ke arah datangnya cahaya matahari sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke lapisan deplesi dan semikonduktor jenis p [8]. Ketika sambungan p-n ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor jenis n sehingga meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron tersebut.…”

“…Ketika sambungan p-n ini terkena cahaya matahari, maka elektron mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor jenis n sehingga meninggalkan hole pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron tersebut. Menurut Hersch, P. dan Zweibel, K. (1982), fenomena ini disebut electron-hole photo generation [8]. Karena pada sambungan p-n terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor jenis n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor jenis p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor ini, maka elektron akan mengalir melalui kabel.…”

“…Karena pada sambungan p-n terdapat medan listrik E, elektron hasil fotogenerasi tertarik ke arah semikonduktor jenis n, begitu pula dengan hole yang tertarik ke arah semikonduktor jenis p. Apabila rangkaian kabel dihubungkan ke dua bagian semikonduktor ini, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik, dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron [8].…”

Penerapan Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Untuk Mendukung Terwujudnya Kemandirian Energi Listrik Di Pesantren Raudhatul Ishlah, Tangerang Selatan

“…Hal tersebut dilakukan untuk memperlihatkan kepada para peserta bahwa PLTS dapat dijadikan sebagai alternatif energi listrik untuk mewujudkan kemandirian energi listrik di Indonesia. Dalam penelitian [14] Terang | 205 dengan cara atau ketentuan-ketentuan yang sudah ditentukan sebelumnya [15]. Evaluasi dilakukan selama satu bulan terakhir dari program pengabdian masyarakat ini.…”