Penyuluhan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Driver Ojek Online Di Medan

Abstract

Penyuluhan merupakan salah satu metode pendidikan kesehatan yang sederhana. Selain itu, metode penyuluhan juga efektif dalam upaya penyampaian informasi secara cepat kepada kelompok sasaran. Salah satu kelompok pekerja informal yang cukup trend saat ini adalah menjadi driver ojek online. Hasil analisis lapangan menunjukkan bahwa banyak driver online yang mengejar target pekerjaan, mereka rata-rata mengalami kelelahan dan nyeri pinggang. Mereka juga tidak memperdulikan waktu kerja, sehingga pola hidup mereka tidak teratur mulai dari pola makan hingga pola tidur. Metode dalam penyuluhan ini menggunakan metode ceramah dan menyampaikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi faktor bahaya kerja pada driver ojek online, menjelaskan ergonomi dalam berkendara, dan kiat-kiat aman berkendara untuk mencegah risiko penyakit akibat pekerjaan. Pengabdian dilakukan kepada 20 orang driver ojek online yang bersedia mengikuti serangkain acara yang telah ditetapkan. Rangkaian acaranya antara lain pengisian kuesioner, pemberian informasi, pengisian kuesioner yang kedua dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah bagi driver yang ingin dicek saja. Berdasarkan hasil dari kuesioner yang didalamnya terdiri atas pertanyaan pengetahuan dan sikap mengenai keselamatan dan kesehatan kerja didapatkan ada peningkatan pengetahuan dan sikap sesudah dilakukan penyuluhan. Sehingga, penyuluhan K3 ini berhasil dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap driver ojek online agar nanti sadar sehingga secara mandiri dapat melindungi diri mereka dari potensi bahaya pekerjaan. Bagi driver ojek online diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan sikap sehingga dalam dapat bekerja dengan aman dan selalu tetap sehat.

Peningkatan Pengetahuan mengenai Bahaya dan Risiko Gangguan Pernapasan pada Pengemudi Ojek Online

“…Polutan seperti nitrogen dioksida (NO 2 ) dan sulfur dioksida (SO 2 ) menjadi senyawa utama yang terkait dengan penggunaan kendaraan selain benzena, toluena, etilbenzena, karbon monoksida, karbon hitam, partikel debu yang bersifat iritan. [5][6][7] Pencemaran udara dari sektor transportasi ini mencapai sekitar 87%. [4] Belum lagi banyaknya industri dan pabrik berbahan bakar batu bara atau fosil lainnya yang juga menyumbang kontribusi terhadap buruknya kualitas udara di Jakarta, mengingat Jakarta sebagai pusat ekonomi dan bisnis.…”