Penyuluhan Dan Percontohan Desain Pengembangan Rumah Subsidi Yang Sehat Dan Nyaman Bagi Penghuni

Abstract

Rumah subsidi tergolong dalam Rumah Sangat Sederhana (RSS) yang dibangun di atas lahan yang relatif kecil dengan luas bangunan yang terbatas. Kondisi ini kerap kali mendorong penghuni untuk melakukan pengembangan dalam rangka memenuhi kebutuhan ruang. Sayangnya, pengembangan yang dilakukan seringkali masih jauh dari standar sehat dan nyaman. Perumahan Griya Pesona Alam yang terletak di Dasan Geria, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat menjadi lokasi yang dipilih sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan rekomendasi desain pengembangan rumah subsidi dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah perancangan arsitektural, beserta pemenuhan aspek kesehatan dan kenyamanan penghuni. Secara umum, kegiatan pengabdian ini terbagi atas 3 (tiga) tahap utama, yaitu tahap penentuan masalah, tahap analisis pemecahan masalah, serta pelaksanaan penyuluhan. Keseluruhan tahapan tersebut meliputi survey dan observasi lapangan, studi pustaka dan kebijakan, desain bangunan, hingga penyuluhan kepada masyarakat. Penghuni wajib mempertimbangkan aspek pencahayaan, penghawaan, suhu udara dan kelembapan dalam ruangan dalam rangka menciptakan kesehatan dan kenyamanan dalam ruang. Lebih dari itu, ukuran minimal ruangan juga perlu dipertimbangkan agar kenyamanan spasial suatu ruang dapat tercapai. Keseluruhan aspek ini menjadi dasar maupun panduan dalam pengembangan desain rumah subsidi yang sehat dan nyaman bagi penghuni. Kaidah, teori, maupun panduan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam rekomendasi desain bangunan yang aplikatif. Pada pelaksanaanya, kegiatan penyuluhan tidak hanya berisi penyampaian materi, namun juga mencakup percontohan dan konsultasi desain kepada masyarakat perumahan. Kegiatan penyuluhan telah memberikan rekomendasi desain pengembangan dengan memperhatikan sirkulasi gerak, penghawaan, serta pencahayaan alami yang memadai sehingga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.

Analisis Kelayakan Perumahan Subsidi Pada Kota Lhokseumawe: Studi Kasus Perumahan Palapa Village Dan Griya Putri Grand

“…Menurut Kusumastuti (2015), subsidi perumahan adalah suatu kredit untuk masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah untuk memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Perumahan subsidi merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan kepadatan penduduk, di mana harga dan desain serta bahan bangunannya berbeda (Kamase et al, 2022;Winata & Rahardjo, 2020). Bentuk subsidi yang diberikan seperti berupa subsidi selisih bunga, penambahan dana pembangunan dan perbaikan rumah.…”

Percontohan Dan Konsultasi Desain Pengembangan Rumah Subsidi Tumbuh

“…Kegiatan pengabdian ini merupakan lanjutan kegiatan pengabdian sebelumnya yang berfokus pada pengambangan rumah subsidi secara horizontal (satu lantai). Kenyamanan spasial, pemenuhan ruang gerak, pencahayaan dan penghawaan alami, serta suhu udara dan kelembapan dalam ruang perlu diperhatikan dalam rangka menyediakan hunian yang sehat dan nyaman (Kamase, et al, 2022) Rumah tumbuh merupakan proses pembangunan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kondisi finansial penghuni dengan mempertimbangkan kesediaan lahan dan persiapan konstruksi bangunan (Agusniansyah & Widiastuti, 2016;Aryani, et al, 2016). Pendekatan ini dianggap sesuai bagi masyarakat menengah dengan dana yag terbatas karena masyarakat diharapkan mampu untuk membangun dengan menyesuaikan terhadap kondisi finansial.…”

“…Dengan keterbatasan ruang yang ada, penghuni seringkali melakukan pengembangan rumah secara horizontal maupun vertikal untuk memenuhi perubahan kebutuhan (Hardy, et al, 2021). Perubahan-perubahan tersebut dapat mempengaruhi akses cahaya dan sirkulasi udara dalam ruangan (Sassi, 2006;Pelsmakers, 2015;Ashadi, et al, 2017) yang jika tidak dipertimbangkan dengan seksama, dapat mempengaruhi kesehatan dan kenyamanan penghuni (Kamase, et al, 2022). Rencana denah pengembangan menghindari pembongkaran bangunan eksisting secara besar-besaran sebagai upaya optimalisasi sumber daya (Aryani, et al, 2016).…”

“…Dengan mempertahankan sebagian besar desain eksisting seperti yang terlihat pada Gambar 3, maka produksi sampah konstruksi dan penggunaan energi dapat dikurangi (Pelsmakers, 2015). Terlebih lagi, penghuni juga dapat diuntungkan karena dapat menekan biaya pembangunan (Kamase, et al, 2022).…”