Peningkatan Kualitas Penghitungan Emisi Gas Rumah Kaca dari Sektor Pengelolaan Sampah dengan Metode IPCC 2006 (Studi Kasus: Kota Cilacap)

Abstract

Gas rumah kaca (GRK) berpotensi diemisikan dari berbagai tahapan dalam pengelolaan sampah, termasuk dari tahap penanganan sampah di sumber, pengangkutan dan penimbunan sampah di tempat pemrosesan akhir (TPA). Di banyak negara, metode IPCC 2006 dipilih untuk memprediksi emisi GRK dari berbagai macam sector, termasuk dalam pengelolaan sampah. Di dalam metode IPCC 2006 terdapat tingkatan basis data (Tier) yang didasarkan atas sumber data yang digunakan dalam menghitung emisi GRK. Tier 1 merupakan tingkatan terendah dimana berbagai macam data default telah disediakan untuk perhitungan emisi GRK. Penelitian ini bertujuan mengetahui emisi GRK yang dihasilkan dari pengelolaan sampah di Kota Cilacap sebagai representasi Kota kecil di Indonesia menggunakan metode IPCC 2006 tetapi dengan kualitas yang lebih baik daripada Tier 1. Peningkatan kualitas penghitungan dilakukan dengan menyediakan berbagai macam data spesifik untuk Kota Cilacap, diantaranya data timbulan dan komposisi sampah melalui sampling dan analisis laboratorium untuk mendapatkan proporsi organik karbon yang dapat terdegradasi (DOC), fraksi DOC yang terasimilasi (DOCf), laju degradasi (kd) dan fraksi metana (F). Dari perhitungan didapat bahwa prediksi total emisi GRK dari pengelolaan sampah di Kota Cilacap sebesar 4,58 x 105 ton CO2-eq. dimana tahap tahap pengangkutan dan penimbunan sampah menjadi yang dominan. Nilai total emisi dari penimbunan sampah berselisih sekitar 50% lebih besar dibandingkan bila menggunakan data default Tier 1. Hasil ini semakin memperkuat urgensi implementasi konsep 3R (Reduce Reuse dan Recycle) mulai di sumber yang memang telah diamanatkan oleh Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Analisis Emisi Gas Rumah Kaca (Grk) Pada Pengelolaan Sampah Organik (Studi Kasus: Itf Kota Hijau Balikpapan)

“…Analisis Emisi GRK pada Kegiatan Penimbunan Sampah Organik pada TPA Nilai-nilai pada Tabel 6 dipengaruhi oleh komposisi sampah yakni sebagian besar adalah sampah organik yang memiliki lebih banyak potensi organik karbon yang terdekomposisi. Selain itu, kondisi iklim tropis turut mempengaruhi aktivitas bakteri dekomposisi dimana pada kelembapan tinggi fraksi dari organik karbon mudah terdegradasi dan pembentukan gas metana pun tinggi (Chaerul, Febrianto and Tomo, 2020).…”

Potensi Reduksi Emisi GRK dan Kelayakan Finansial dari Teknologi Hidrotermal untuk Pengolahan Sampah di Kabupaten Tangerang

“…Emisi baseline merupakan emisi sebelum diterapkannya proyek. Sumber emisi baseline dalam penelitian ini adalah emisi metana yang dihasilkan dari jumlah sampah yang dibuang ke TPA Jatiwaringin pada kondisi sebelum adanya proyek dan emisi dihasilkan pada kegiatan pengangkutan sampah ke TPA yang dipengaruhi oleh jarak (Chaerul et al 2020). Estimasi emisi baseline diformulasikan sebagai berikut: : jumlah sampah padat yang dibuang di TPA Jatiwaringin pada tahun 𝑦 (t).…”

Efforts to Reduce Carbon Emissions from TPS3R and Rumah Kompos Facilities: Case Study in Surabaya

“…IOP Publishing doi:10.1088/1755-1315/1307/1/012011 2 Currently, more than 75% of MSW produced in Surabaya is going to the city landfill, producing landfill gas in large quantities [2], [3]. The remaining 15% is converted into compost and recycled products in Treatment Facilities, the majority of which being DLH-owned facilities.…”