Penggunaan Media Lukis dalam Pembelajaran Seni untuk Mengembangkan Multiple Intelegensi Anak

Abstract

Media lukis mempunyai jenis yang beragam yang dapat digunakan dalam pembelajaran seni. Penggunaan media yang beragam baik yang berasal dari lingkungan alam anak maupun media pabrik sangat membantu dalam memotivasi anak belajar dan menstimulasi multiple intelegensi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan media lukis dapat mengembangkan multiple intellegensi anak usia dini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yakni peneliti sebagai instrumen kunci yang mencari data di lapangan langsung dan menganalisisnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), display data (data display), verifikasi dan penegasan kesimpulan (conclution drawing and verivication). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media lukis yang beragam dalam pembelajaran seni dapat mengembangkan multiple intellegensi anak di TK ABA Wirobrajan

Strategi Pembelajaran Melukis dengan Teknik Mix-Media untuk Siswa Usia 4-7 Tahun

“…Keterampilan bahasa: Berkarya seni dengan mix-media, anak-anak dapat belajar menggambarkan dan menjelaskan karya seni yang mereka ciptakan, sehingga dapat memperkuat keterampilan bahasa mereka (Etnawati & Pamungkas, 2022) Keterampilan sosial: Kegiatan berkarya seni dengan teknik mix-media, memungkinkan anak -anak belajar tentang cara bekerja sama dengan teman-teman mereka untuk menciptakan karya seni yang menyenangkan bersama. (Deguara & Nutbrown, 2018;Etnawati & Pamungkas, 2022;Hayati et al, 2012) Teknik melukis mix-media pada siswa menciptakan karya yang lebih dinamis dan menyampaikan pesan yang lebih kompleks. Teknik mix-media menuntun siswa menemukan ide-ide baru dan mengeksplorasi berbagai macam medium yang tersedia, sehingga membantu siswa mengembangkan gaya dan teknik melukis mereka.…”

“…Alat dan media konvensional adalah alat dan media berkarya yang memang ditujukan khusus untuk kegiatan seni rupa. Sedangkan nonkonvensional adalah alat dan media apapun yang ditemukan yang digunakan untuk berkarya., misalnya sampah atau limbah organik dan an-organik (Etnawati & Pamungkas, 2022).…”

“…Menurut Piaget anak usia 4-7 masih berada pada tahap pra-operasional maka kegiatan belajar diarahkan pada kegiatan bermain (Etnawati & Pamungkas, 2022;Putri & Suryana, 2022;Yusri, 2021) . Maka kegiatan pembelajaran akan dilaksanakan dalam kerangka yang lebih terbuka dan fleksibel.…”

“…pikiran dan perasaannya baik yang terlihat, maupun yang dirasakan, dipikirkan dan diimajinasikan melalui media lukis (Etnawati & Pamungkas, 2022;Martono, 2017).…”

“…Pengenalan media berkarya yang beragam dapat mengembangkan berbagai kecerdasan anak (multiple intelegensi). Proses berkarya akan memberikan pengalaman artistik yang dapat mengasah kemampuan kognisi, afeksi dan psikomotor sehingga anak termotivasi untuk belajar (Etnawati & Pamungkas, 2022) (Fadhilah, 2015).…”