Penggunaan Fast Fourier Transform Dalam Analisis Kenormalan Curah Hujan Di Sumatera Barat Dan Selatan Khususnya Saat Kejadian Dipole Mode

Abstract

Studi ini menekankan kepada penggunaan teknik FFT (Fast Fourier Transform) dalam menganalisis kenormalan curah hujan bulanan di beberapa kawasan yang ada di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, khususnya pada saat kejadian Dipole Mode (DM). Data yang digunakan selain curah hujan rata-rata bulanan, juga data Dipole Mode Index (DMI) rata-rata bulanan periode Januari 1980 hingga Desember 1999. Hasilnya menunjukkan bahwa secara umum curah hujan bulanan yang tersebar di kawasan tersebut cukup bervariatif. Hal ini ditunjukkan pada analisis spektral yang menunjukkan periodisitas yang cukup kompleks.Hasil analisis spektral lebih lanjut menunjukkan bahwa kedua wilayah tersebut didominasi oleh tipe iklim Monsun. Hal ini terlihat pada puncak energi spektralnya yang berada pada periode sekitar 12 bulan. Walaupun demikian, di beberapa wilayah di Sumatera Barat masih juga ditemukan puncak energi spektral pada periode 6 bulan yaitu di daerah Bukit Tinggi, Maninjau, dan Sicincin. Selain itu, puncak energi spektral juga ditemukan pada periode 18-36 bulan, 50-100 bulan di beberapa wilayah walaupun tidak terlalu kuat.Sementara analisis spektral DMI menunjukkan bahwa puncak energi spektral berada pada periode 18-36 bulan dan 50 bulan. Adanya persamaan osilasi pada DMI dengan curah hujan di kedua kawasan tersebut merupakan indikasi awal bahwa DM

Spectral Analysis of Rainfall Anomaly in Tanjung Priok

“…The fourth dominant spectral peak is observed in a period of about 42 dasarians or around 420 days. In a study conducted by Hermawan [3] regarding the effect of dipole mode on normal rainfall in the western and southern Sumatra regions, this period was associated with dipole mode. However, to determine whether positive dipole mode or negative dipole mode has an effect on rainfall patterns in Tanjung Priok, further studies need to be conducted.…”

“…This period appeared most dominant when compared to periods at other spectral peaks. Such a period according to Eddy [3] is an indication of semi-annual oscillation. Eddy stated that this semiannual oscillation is possible in relation to the movement of the ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) towards the north and south during the months of October -November and March -April [3].…”

“…Such a period according to Eddy [3] is an indication of semi-annual oscillation. Eddy stated that this semiannual oscillation is possible in relation to the movement of the ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) towards the north and south during the months of October -November and March -April [3]. According to Fleer [1], rainfall in the tropics is strongly influenced by variations in the location of ITCZ, this was stated by Heribert based on the results of research he conducted on rain in the tropics using spectral cross analysis.…”

“…This analysis provide information about periodic part and hidden periodicity of time series data. Studies about rainfall periodicity in tropical region showed an interaction among various disturbance on global and regional scale (Fleer, 1981, Hermawan, 2007, Suryantoro, 2004. Therefore information about interaction of global and regional scale influence to specific location is important.…”

Pengaruh Fenomena El Nino Southern Oscillation dan Dipole Mode Terhadap Curah Hujan di Kabupaten Ketapang

“…DM merupakan fenomena pasangan antara atmosfer dan laut yang ditandai dengan perbedaan anomali dua kutub suhu muka laut di perairan Indonesia di sekitar Sumatera dan Jawa dengan perairan pantai timur Benua Afrika (Hermawan, 2007). DM memiliki dua periode yaitu DM positif dan DM negatif.…”