2018
DOI: 10.29300/attalim.v17i1.1418
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengembangan Materi Pendidikan Agama Islam Berbasis Model Pembelajaran Inquiry Training Untuk Karakter Kejujuran Siswa Sekolah Menengah Pertama

Abstract: Research and development aims to produce teaching materials in the form of a prototype. Teaching materials are produced is the development of teaching materials perilalaku material commendable inquiry-based training to improve the character of honesty seventh grade students of junior high school. The method used is a research and development (reseach and deploment). This method refers to the steps Borg and Gall and disederhanakn by Sugiyono. The study was conducted at the middle school students. The results sh… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
2
0
10

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 17 publications
(15 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
10
Order By: Relevance
“…Pelaksanaan PBM pada dasarnya terdiri atas tiga komponen penting yang perlu diperhatikan, yaitu guru, mahasiswa serta bahan ajar Menurut Anwar, untuk menunjang tercapainya PBM yang optimal, bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian yang khusus, sebab masih banyak bahan ajar yang keluasan dan kedalamannya belum sesuai dengan tingkat perkembangan mahasiswa sehingga sulit untuk dipahami mahasiswa. Alwasilah dan Hayati mengemukakan bahwa bahan ajar memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan yakni turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan (Akbarjono, 2017(Akbarjono, , 2018Amin, Wiwinda, Alimni, & Yulyana, 2018;Besral, Rizal, & Tawahusna, 2018;Fauziah, 2015;Mustamin & Ulum, 2018;Styawati & Rizal, 2017) Sedangkan pengertian bahan ajar menurut Soegiranto adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan mahasiswa dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual auditif.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pelaksanaan PBM pada dasarnya terdiri atas tiga komponen penting yang perlu diperhatikan, yaitu guru, mahasiswa serta bahan ajar Menurut Anwar, untuk menunjang tercapainya PBM yang optimal, bahan ajar merupakan komponen yang sangat penting sehingga perlu mendapatkan perhatian yang khusus, sebab masih banyak bahan ajar yang keluasan dan kedalamannya belum sesuai dengan tingkat perkembangan mahasiswa sehingga sulit untuk dipahami mahasiswa. Alwasilah dan Hayati mengemukakan bahwa bahan ajar memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pendidikan yakni turut menentukan tercapainya tujuan pendidikan (Akbarjono, 2017(Akbarjono, , 2018Amin, Wiwinda, Alimni, & Yulyana, 2018;Besral, Rizal, & Tawahusna, 2018;Fauziah, 2015;Mustamin & Ulum, 2018;Styawati & Rizal, 2017) Sedangkan pengertian bahan ajar menurut Soegiranto adalah bahan atau materi yang disusun oleh guru secara sistematis yang digunakan mahasiswa dalam pembelajaran. Bahan ajar dapat dikemas dalam bentuk cetakan, non cetak dan dapat bersifat visual auditif.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Subjects for the data collection are the first grader elementary school's students and teachers in Bekasi. Data collection's instruments are observation sheets, interviews, questionnaires, and documentation The theory developed by Borg and Gall has steps that have been well tested (Amin, Wiwinda, Alimni, & Yulyana, 2018;Borg & Gall, 1983;Irwandani, Umarella, Rahmawati, Meriyati, & Susilowati, 2019;Khoirudin, 2019;Leriyono, Kurniah, & Ardina, 2018;Minarti, Susilowati, & Indriyanti, 2012;Saregar et al, 2019;Selviani, 2019)…”
Section: Methodsmentioning
confidence: 99%
“…meskipun beberapa pembaharuan dalam bidang pendidikan telah banyak dilakukan seperti pergantian kurikulum dan pengadaan sarana dan prasarana namun indonesia masih pada tingkat rendah pada bidang pendidikannya. Pendidikan di Indonesia tergolong kedalam tingkat yang rendah [1]. Penyebab rendahnya pendidikan di Indonesia tentu beragam, mulai dari rendhanya kualifikasi dari tenaga pendidik, kurangnya sarana dan prasarana dan ketidak mampuan menggunakan kurikulum.…”
Section: Pendahuluanunclassified