The platform will undergo maintenance on Sep 14 at about 7:45 AM EST and will be unavailable for approximately 2 hours.
2022
DOI: 10.47637/agrimals.v2i2.612
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

PENGEMBANGAN INSEKTISIDA NABATI DARI TANGKAI BUAH LADA (Piper nigrum L.) UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN INSEKTISIDA KIMIA

Abstract: Abstrak: Ulat grayak (Spodoptera litura F.) merupakan salah satu organisme pengganggu pada tanaman perkebunan, pangan, maupun hortikultura yang biasanya menyebabkan kerusakan pada daun. Seekor ngengat betina ulat grayak dapat menghasilkan 2000–3000 butir telur. Upaya pengendalian hama ulat grayak, petani masih menggunakan insektisida kimia. Penggunaan insektisida kimia tidak hanya diaplikasikan pada tanaman juga tempat penyimpanan. Hal ini dapat membahayakan kesehatan konsumen terutama jika menggunakan insekti… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Pengunaan pestisida kimia yang terlalu banyak akan menurunkan fungsi lahan dan memberikan dampak negatif terhadap produktivitas lada (Safitri et al, 2023). Tangkai buah lada bisa dijadikan pestisida nabati guna memaksimalkan produktivitas lada (Sanjaya & Santori, 2022). Biaya pestisida per hektar yang dikeluarkan petani lada di Kabupaten Bangka Selatan yaitu berkisal 1,5 persen dari total biaya produksi yang dikeluarkan.…”
Section: Pestisidaunclassified
“…Pengunaan pestisida kimia yang terlalu banyak akan menurunkan fungsi lahan dan memberikan dampak negatif terhadap produktivitas lada (Safitri et al, 2023). Tangkai buah lada bisa dijadikan pestisida nabati guna memaksimalkan produktivitas lada (Sanjaya & Santori, 2022). Biaya pestisida per hektar yang dikeluarkan petani lada di Kabupaten Bangka Selatan yaitu berkisal 1,5 persen dari total biaya produksi yang dikeluarkan.…”
Section: Pestisidaunclassified